Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 243
Tidak sedikit peristiwa yang diceritakan oleh Al-Qur'an tanpa menyebutkan pelakunya secara spesikik. Mengapa? Simak penjelasannya melalui konsultasi berikut!

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Semoga Ustaz dan tim senantiasa dalam keberkahan Allah SWT.
Terima kasih sebelumnya karena saya diberikan kesempatan untuk bertanya melalui forum ini.
Saya sangat senang membaca terjemah ayat-ayat Al-Qur’an. Dari beberapa ayat yang saya baca, ada yang saya pahami dan ada juga yang tidak.
Saya sangat tertarik untuk mengerti lebih lanjut mengenai Q.S. Al-Baqarah ayat 243, terjemahnya sebagai berikut:
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, "Matilah kamu!" Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”
Langsung ke pertanyaan, Ustaz:
- Siapakah yang dimaksud dengan “kamu” pada awal ayat, apakah yang dimaksud adalah kita (pembaca yang sedang membaca ayat ini?
- Siapakah yang dimaksud “orang-orang yang keluar dari kampung halamannya”?
- Apakah yang menyebabkan mereka takut mati? Apakah ada ancaman pembantaiankah?
- Kejadian tersebut terjadi pada masa apa?
- Jumlahnya ribuan, berapa? Dalam ayat tersebut tidak dijelaskan secara spesifik.
- Apakah hubungan kalimat terakhir pada ayat tersebut, Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” dengan peristiwa tersebut?
- Mengapa Allah tidak menyebutkan pelaku ayat ini secara spesifik, jumlah orang, masa dan tempat kejadian dan bagaimana cara Allah mematikan mereka secara serentak dan menghidupkan kembali secara serentak?
Demikian pertanyaan saya dan mohon maaf jika dianggap terlalu mendetail dikarenakan saya sangat ingin mengerti tafsirnya.
Terima kasih atas pencerahannya.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam wr wb.
Baik, sebelum menjawab pertanyaan anda lebih jauh, kami kutip dulu ayat yang Anda maksud:
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَٰهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٢٤٣﴾.
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, "Matilah kamu!" Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: 243).
Baiklah, kami akan menyampaikan tafsir (penjelasan) ayat tersebut secara ringkas yang kami ambil dari tafsir Ibnu Katsir sebagai berikut:[1]
Dahulu segolongan Bani Israil pernah ditimpa wabah Thaun. Mereka tinggal di sebuah tempat yang bernama Dawardan, tidak jauh dari Irak.
Karena takut mati akibat wabah, mereka keluar dari kampung mereka menuju tempat yang sekiranya dianggap aman dari wabah. Jumlah mereka ribuan. Ada yang meriwayatkan 4.000 orang, 8.000 dan bahkan 40.000. Wallahu A’lam.
Singkat kisah, sampailah mereka di sebuah lembah dan sangat yakin bahwa mereka tidak akan mati terkena wabah.
Tapi Allah berkehendak lain. Allah ingin memberi pelajaran bahwa mereka tidak bisa menentukan kematian. Perkara kematian adalah tunduk berdasarkan kehendak Allah semata. Allah berfirman: “Matilah kalian semua!” lalu mereka semua mati sekian lama sampai jasad mereka membusuk dan hancur.
Hingga pada suat saat kemudian, di tempat tersebut lewatlah seorang nabi dari Bani Israil yang bernama Hizqil. Beliau berdoa kepada Allah agar Allah menghidupkan mereka kembali.
Allah menerima permohonannya dan memerintahkannya untuk berkata, "Hai tulang-tulang yang membusuk, Allah memerintahkan kalian untuk berkumpul." Tulang-tulang setiap tubuh disatukan.
Allah kemudian memerintahkannya untuk berkata, "Hai tulang-tulang, Allah memerintahkan kalian untuk ditutupi dengan daging, urat, dan kulit." Itu juga terjadi saat Hizqil sedang menonton.
Allah kemudian memerintahkannya untuk berkata, "Hai jiwa-jiwa, Allah memerintahkan kalian untuk kembali, masing-masing kepada tubuh yang pernah ditempatinya." Mereka semua hidup kembali, melihat sekeliling dan berseru, "Segala puji bagi-Mu (ya Allah!)"dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Mengenai pertanyaan Anda, siapakah “kamu” yang dimaksud pada ayat tersebut?
Yang dimaksud adalah Rasulullah SAW. Allah mengisahkan kisah ini kepada Rasulullah agar menjadi ibrah bagi kita, umat Islam.
Lalu yang dimaksud dengan ujung ayat Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur?”
Maksudnya, Allah adalah Maha Kuasa untuk melakukan segala hal, terutama hal-hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia seperti menghidupkan yang sudah mati.
Allah menunjukkan segala kekuasaan-Nya kepada manusia, namun tetap saja, banyak manusia yang tidak mau mengakui dan mensyukuri nikmatnya.
Lalu mengapa ayat ini tidak menceritakan kisah di atas secara mendetail? Jawabannya mudah:
- Mempersingkat cerita.
- Lebih mementingkan subtansi kisah daripada sibuk untuk mengetahui pelaku cerita dan kapan peristiwa tersebut terjadi.
Demikian dan semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
___________
[1] Ismail Ibn Umar Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, Dar Ibn Hazm, Beirut, Cetakan Pertama: 1420 H/2000 M, Hal. 310-311)