Mengenai Niat Puasa Di Malam Hari
Izin bertanya, Ustaz. Pertanyaan saya mengenai niat puasa. Apakah niat puasa itu wajib dilakukan pada malam harinya? Saya bingung ustaz. Saya menemukan hadis bahwa pernah suatu ketika Rasulullah SAW spontan berpuasa karena di rumah beliau tidak ada makanan.

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Izin bertanya, Ustaz. Pertanyaan saya mengenai niat puasa. Apakah niat puasa itu wajib dilakukan pada malam harinya? Saya bingung ustaz. Saya menemukan hadis bahwa pernah suatu ketika Rasulullah SAW spontan berpuasa karena di rumah beliau tidak ada makanan.
Hadis yang saya maksud di atas sanadnya sahih dan bisa dijadikan hujjah. Jika melihat hadis ini, maka niat puasa Ramadan sah-sah saja jika dilakukan siang hari (setelah subuh) sebagaimana Rasulullah berpuasa karena secara spontan . Mohon pencerahannya dan terima kasih.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr Wb.
Kami yakin bahwa hadis yang Anda maksud seperti ini:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ يَا عَائِشَةُ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ قَالَتْ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُهْدِيَتْ لَنَا هَدِيَّةٌ أَوْ جَاءَنَا زَوْرٌ قَالَتْ فَلَمَّا رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِيَتْ لَنَا هَدِيَّةٌ أَوْ جَاءَنَا زَوْرٌ وَقَدْ خَبَأْتُ لَكَ شَيْئًا قَالَ مَا هُوَ قُلْتُ حَيْسٌ قَالَ هَاتِيهِ فَجِئْتُ بِهِ فَأَكَلَ ثُمَّ قَالَ قَدْ كُنْتُ أَصْبَحْتُ صَائِمًا. (رواه مسلم).
Dari Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata; Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Wahai Aisyah, apakah kamu mempunyai makanan?" Aisyah menjawab, "Tidak, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Kalau begitu, aku akan berpuasa." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun keluar. Tak lama kemudian, saya diberi hadiah berupa makanan -atau dengan redaksi seorang tamu mengunjungi kami--. Aisyah berkata; Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali saya pun berkata, "Ya Rasulullah, tadi ada orang datang memberi kita makanan dan kusimpan untuk Anda." Beliau bertanya: "Makanan apa itu?" saya menjawab, "Kuwe hais (yakni terbuat dari kurma, minyak samin dan keju)." Beliau bersabda: "Bawalah kemari." Maka kuwe itu pun aku sajikan untuk beliau, lalu beliau makan, kemudian berkata, "Sungguh dari pagi tadi aku puasa.” (HR. Muslim).
Hadis di atas memang sahih. Namun jumhur ulama berpendapat bahwa niat puasa dalam hadis di atas adalah niat untuk puasa sunah, bukan wajib. Al-Imam An-Nawawi mengomentari bahwa hadis ini merupakan kebolehan untuk niat berpuasa sunah pada siang hari sebelum masuk waktu zuhur. Dan juga menurut mazhab Syafi’I dan yang sepakat dengannya, bahwa hadis ini juga menunjukkan kebolehan untuk membatalkan puasa sunah, tapi yang afdalnya adalah memilih untuk menyempurnakannya sampai selesai.[1]
Adapun niat puasa wajib, harus dilakukan pada malam hari atau sebelum masuk waktu subuh, sebagaimana yang diajarkan oleh guru-guru kita sejak dahulu, berlandaskan dengan hadis sahih berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ حَفْصَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَه. (رواه النساءى)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dari Hafshah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, tidak ada puasa baginya.” (HR. Nasa’i dan juga Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Malik, Ad-Darimi dan Ahmad dengan redaksi lain dengan maksud yang sama).
Demikian dan semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
----------
[1] Lihat Shahih Muslim Bi Syarh An-Nawawi, Muassasah Qurthubah, Cetakan Kedua tahun 1414 H, Juz 8, Hal. 50.