Setelah Salam, Imam Menghadap Kemana?

Pertanyaan saya, Pak Ustaz, seharusnya imam menghadap kemana setelah salam? Apakah menghadap jamaah atau ke kanan, sebagaimana yang saya pahami dan saksikan sampai saat ini ? Simak jawabannya melalui konsultasi berikut!

Da'i Ambassador

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Sebelum saya bertanya, izinkan saya untuk bercerita sedikit mengenai pengalaman saya menjadi imam diantara teman-teman sebaya. Kami memang bukan orang yang terlalu memahami agama. Praktek ibadah yang biasa kami lakukan tentunya lebih banyak mencontoh orang tua kami. Misalnya mengenai salat jamaah.

Kebiasaan di masjid saya, setelah salam dan membaca Allahumma antas salam, imam menghadap ke ke kanan. Itulah yang saya dapati sejak kecil sampai sekarang.

Nah, pernah suatu saat, saya menjadi imam salat di rumah salah seorang teman saya. Seperti biasa, selepas membaca Allahumma antas salam, saya menghadap kanan, sebagaimana kebiasaan yang saya tahu. Namun, setelah kami selesai berzikir dan berdoa, saya ditegur oleh teman saya.

“Yang benar, imam menghadap jamaah setelah salam, bukan menghadap kanan!” kata teman saya. “Lah, saya baru tau tuh! Dimana-mana, imam biasa menghadap kanan, bukan menghadap jamaah!” sanggah saya.

“Nah, itulah kesalahan masyarakat kita sampai saat ini. Kesalahan turun-temurun yang sudah dianggap kebenaran!” kata teman saya. 

Pertanyaan saya, Pak Ustaz, seharusnya imam menghadap kemana setelah salam? Apakah menghadap jamaah atau ke kanan, sebagaimana yang saya pahami dan saksikan sampai saat ini?

Demikian pertanyaan saya, Pak Ustaz, dan tentunya terima kasih atas pencerahannya.

Wassalam.

Jawaban:

Wa'alaikumussalam wr wb.

Terima kasih telah menceritakan pengalaman Anda yang tentunya berdasarkan pengalaman tersebut timbullah pertanyaan yang Anda sampaikan pada kami.

Satu sisi, yang dikatakan teman Anda benar, bahwa imam menghadap makmum selesai memimpin salat. Berikut hadisnya:

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِه.

Dari Samurah bin Jundab berkata, "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari menunaikan salat, beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami." (HR. Al-Bukhari).

Namun, satu hal yang sangat disayangkan dari sikap teman Anda yang begitu mudah menyalahkan amalan orang lain. Dia mengatakan bahwa imam yang tidak menghadap makmum setelah ia memimpin salat adalah perkara yang salah dan diwariskan temurun temurun kepada masyarakat. 

Dalam praktiknya, Nabi SAW tidak selalu menghadap makmum ketika salat selesai. Almarhum As-Sayyid Sabiq dalam kitabnya menyampaikan bahwa:

استحباب انحراف الامام عن يمينه أو شماله بعد السلام ثم انتقاله من مصلاه لحديث قبيضة بن وهب عن أبيه قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يؤمنا فينصرف على جانبيه جميعا، على يمينه وعلى شماله. رواه أبو داود وابن ماجه والترمذي وقال: حديث حسن. وعليه العمل عند أهل العلم أنه ينصرف على أي جانبيه شاء. وقد صح الامران عن النبي صلى الله عليه وسلم.[1]

"Disunahkan bagi imam untuk berpindah ke sisi kanan atau kiri setelah salam, kemudian berpindah dari tempat salatnya. Hal ini berdasarkan hadis Qubaidah bin Wahb dari ayahnya yang berkata: 'Nabi SAW menjadi imam kami, kemudian beliau berpindah ke kedua sisi, baik ke kanan maupun ke kiri.' Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, yang mengatakan bahwa hadis ini hasan. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa imam boleh berpindah ke sisi mana pun yang dia pilih. Kedua hal ini telah sahih dari Nabi SAW.”

Dengan demikian, praktik yang selama ini dijalankan oleh imam pada umumnya di Indonesia, yaitu menghadap kanan setelah salam, itu juga dilakukan oleh Nabi SAW. Dengan begitu, baik menghadap makmum atau menghadap ke kanan atau ke kiri, semuanya benar.

Demikian dan semoga bermanfaat.

Wallahu A’lam.

Foto : Freepik

-------
[1] As-Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Dar Mishr, Cairo, t.t. Juz 1, Hal. 170.

Bagikan Konten Melalui :