Sabab Nuzul Yang Sangat Mengesankan
Adakah sababun nuzul sebuah ayat yang sangat mengesankan? Simak konsultasi berikut ini untuk menambah wawasan dan kecintaan kita kepada Al-Qur'an!
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Semoga Ustaz dan Tim sehat selalu, aamiin.
Alhamdulillah, memasuki usia 40 tahun ini, semangat saya untuk mendalami agama semakin tumbuh kuat. Selama ini, dari SD hingga perguruan tinggi, saya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama secara formal maupun non-formal. Bisa dibilang, saya agak terlambat dalam memulai perjalanan ini. Namun, saya yakin bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, apalagi dalam hal yang sangat berharga ini.
Saat ini, saya aktif mengikuti kajian di berbagai tempat, baik di kantor, masjid, maupun secara online. Salah satu topik yang sangat menarik perhatian saya adalah tafsir Al-Qur’an. Namun, saya merasa jarang sekali menemukan narasumber yang membahas asbabun nuzul dalam penjelasan tafsir. Begitu juga dengan buku terjemahan yang khusus membahas asbabun nuzul, sangat sulit untuk menemukannya. Menurut beberapa Ustaz, memahami asbabun nuzul dari setiap ayat akan semakin mendalamkan pemahaman kita, memberikan kita pengalaman spiritual yang lebih hidup, dan menyentuh jiwa kita lebih dalam terhadap keindahan ayat-ayat Al-Qur'an.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya dengan rendah hati memohon kepada Ustaz untuk dapat menyampaikan satu contoh asbabun nuzul yang sangat berkesan, yang dapat menginspirasi dan menyentuh hati kita semua.
Saya sangat bersyukur kepada Allah atas kesempatan yang diberikan untuk bisa bersilaturahim dan berkonsultasi dalam forum yang mulia ini. Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita dalam perjalanan ilmu ini.
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam wr wb.
Alhamdulillah, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan yang prima serta nikmat istiqamah dalam menuntut ilmu kepada Anda, aamiin.
Benar sekali, pemahaman terhadap sabab nuzul (sebab turunnya) suatu ayat sangatlah penting bagi para mufasir dan ahli fikih, karena hal tersebut mempermudah mereka dalam memahami konteks ayat dan melakukan istimbath (penarikan hukum). Namun, perlu kita ketahui bersama bahwa tidak semua ayat dalam Al-Qur'an memiliki sabab nuzul yang dapat diketahui dengan pasti.
Sabab nuzul biasanya dapat diketahui melalui riwayat-riwayat sahih yang berasal dari para sahabat Nabi, maupun dari riwayat para tabi'in meskipun terkadang statusnya mursal, selama sanadnya sahih. Tentunya, membahas sebab-sebab turunnya ayat ini memerlukan perhatian dan konsentrasi yang mendalam, yang tidak selalu mudah untuk dilakukan.
Pada kesempatan ini, mengingat keterbatasan waktu dan ruang, kami hanya dapat menyampaikan poin-poin yang relevan dengan permintaan Anda. Sebagai contoh, izinkan kami menyampaikan salah satu ayat mengenai kewajiban menyampaikan amanat, sebagai berikut:
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا ﴿٥٨﴾
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. An-Nisa: 58).
Untuk memahami ayat di atas, kami kutip tafsir yang juga menyertakan sabab nuzulnya, dari Alm. As-Syaikh Wahbaz Az-Zuhaili dalam kitabnya At-Tafsir Al-Wajiz, sebagai berikut:
ان الله يأمركم يا جميع الناس ان تردوا الأمانات الى اهلها (و هى كل ما يؤتمن الإنسان عليه من حقوق الأْخرين, سواء كانت لله ام للعباد), و اذا حكمتم بين الناس ايها الحكام او الولاة, فعليكم ان تحكموا بالعدل (و هو الا يميل الولى او القاضى الى احد الخسمين, و انما عليه القضاء بالحق المبين فى القرءان و السنة). نعم الشئ الذى يعظكم (يأمركم) الله به, وهو أداء الأمانة, و الحكم بالعدل, ان الله سميع لأقوالكم, بصير بأعمالكم.
نزلت يوم فتح مكة فى عثمان ابن طلحة الحجبى من بنى عبد الدار, حينما أخذ على مفتاح الكعبة منه قهراو وفتح الباب, فأراد العباس ان يأخذه, فأنزل الله هذه الأية, فأمر رسول الله عليا ان يرد المفتاح الى عثمان و يعتذر اليه, ثم أسلم عثمان, لما علم أن الله أنزل فى حقه هذه الأية.[1]
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian, wahai seluruh manusia, agar kalian menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya (yakni segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia berupa hak-hak orang lain, baik yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak sesama manusia). Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia, wahai para pemimpin atau para hakim, maka berhukumlah dengan adil (yaitu tidak condong kepada salah satu pihak, tetapi memutuskan perkara berdasarkan kebenaran yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Sunah). Sangat baik perintah yang Allah wasiatkan kepada kalian, yaitu menunaikan amanah dan menegakkan keadilan. Sungguh Allah Maha Mendengar seluruh perkataan kalian dan Maha Melihat seluruh perbuatan kalian.”
“Ayat ini turun pada hari Fathu Makkah (Penaklukan Mekkah), berkaitan dengan ‘Utsmān bin Thalhah al-Hajabī dari Bani ‘Abduddār. Ketika kunci Ka’bah diambil darinya secara paksa dan pintu Ka’bah dibuka, al-‘Abbās bermaksud meminta agar kunci itu diberikan kepadanya. Maka Allah menurunkan ayat ini, lalu Nabi ﷺ memerintahkan ‘Ali agar mengembalikan kunci itu kepada ‘Utsmān bin Thalhah sekaligus menyampaikan permintaan maaf. Setelah kejadian itu, ‘Utsmān masuk Islam, karena ia mengetahui bahwa Allah menurunkan ayat khusus tentang dirinya."
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa Islam menekankan kewajiban untuk menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Perlu dicatat bahwa kunci Ka'bah sejak zaman dahulu dipegang oleh salah satu suku di Makkah, dan tradisi ini berlangsung secara turun-temurun, bahkan sebelum Rasulullah Muhammad SAW diutus sebagai Rasul.
Lihatlah, meskipun pada saat itu Makkah telah kembali dikuasai oleh Rasulullah dan kaum Muslimin, beliau tidak pernah berkeinginan untuk merebut kunci Ka'bah. Bahkan, beliau menolak permintaan Al-Abbas RA, paman beliau sendiri, yang memohon agar kunci Ka'bah diberikan kepadanya. Melalui rahmat-Nya, Allah menurunkan ayat yang mengajarkan kepada Rasulullah dan umat Islam untuk selalu menjaga integritas, yaitu dengan memberikan amanah kepada yang berhak dan memutuskan dengan adil.
Kunci Ka'bah tersebut akhirnya tetap diberikan kepada Utsman bin Thalhah, yang saat itu belum memeluk Islam. Keindahan dan objektivitas Islam dalam menghormati hak setiap individu inilah yang akhirnya menyentuh hati Utsman bin Thalhah dan membawanya kepada Islam, Masya Allah!, Semoga dengan satu contoh ayat ini, kita semua dapat lebih menghayati dan meresapi keindahan ayat-ayat Al-Qur'an serta syariat yang Allah turunkan kepada kita, aamiin.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
-----------
[1] Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsir Al-Wajiz, Dar Al-Fikr, Damaskus, Cetakan Ke-3, 1416 H/1996 M, Hal. 88.