Pernahkah Sahabat Tidak Menaati Perintah Rasulullah?

Semua sahabat Rasulullah sangat mencintai dan tidak sangat patuh terhadap perintah beliau. Namun, pernahkah sahabat sekali waktu tidak menaati perintah Rasulullah? Simak jawabannya melalui artikel berikut!

Da'i Ambassador

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terima kasih atas kesempatan waktu yang diberikan kepada saya untuk bertanya.

Kita sangat meyakini bahwa seluruh sahabat Rasulullah sangat mencintai beliau dan sangat mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Namun terkadang ada rasa penasaran di benak saya apakah ada sahabat yang pernah menolak perintah Rasulullah?. Mengingat bahwa yang namanya manusia pasti ada celah salah dan lupa.

Maaf pertanyaan saya bukan untuk meragukan kecintaan dan ketaatan para sahabat. Pertanyaan ini hanya sekedar untuk menambah wawasan dan kecintaan saya yang begitu dalam kepada Rasulullah SAW dan para sahabat RA.

Demikian dan terima kasih

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Wr Wb.

Betul sekali bahwa para sahabat sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Kecintaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan mereka kepada sendiri. Jadi, semua sahabat Rasulullah tidak pernah ada yang mengabaikan perintah beliau.

Namun, pernah sekali waktu, Abu Bakar RA tidak mematuhi perintah Rasulullah SAW. Namun, ketidaktaatan beliau memiliki alasan yang sangat dimengerti dan Rasulullah SAW tidak mengingkarinya. Hal itu terjadi ketika Abu Bakar tengah mengimami salat karena Rasulullah tidak kunjung datang ke masjid. Rasulullah SAW terlambat datang ke masjid karena baru saja selesai mendamaikan perselisihan Bani Amr Bin Auf di Madinah.

Ketika Rasulullah SAW tiba di masjid, Abu Bakar RA sudah dalam posisi imam. Kemudian Rasulullah masuk ke dalam masjid dan menempati posisi saf pertama, tepat di belakang Abu Bakar. Melihat kehadiran Rasulullah, sontak seluruh makmum bertepuk tangan dengan maksud memberikan kode kepada Abu Bakar. Sayangnya, Abu Bakar tidak menoleh ke belakang sehingga tidak menyadari kehadiran Rasulullah SAW.

Karena Abu Bakar tidak merespon sedikitpun, akhirnya tepuk tangan dari jamaah semakin keras dan membuat Abu Bakar menoleh ke belakang. Dengan begitu, beliau melihat Rasulullah SAW berdiri tepat di belakang beliau. Spontan Abu Bakar ingin mundur agar Rasulullah maju menjadi imam. Namun, Rasulullah memberikan isyarat agar Abu Bakar tetap di depan dan terus melanjutkan salat. Namun Abu Bakar menolak dan tetap mundur dan akhirnya Rasulullah SAW menjadi imam.

Agar pembaca lebih memahami, kami hadirkan salah satu hadis yang meriwayatkan tersebut secara lengkap, sehingga mengetahui alasan Abu Bakar menolak perintah Rasulullah SAW. Berikut hadisnya:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ فَحَانَتْ الصَّلَاةُ فَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ أَتُصَلِّي لِلنَّاسِ فَأُقِيمَ قَالَ نَعَمْ فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ فَصَفَّقَ النَّاسُ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ امْكُثْ مَكَانَكَ فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَدَيْهِ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا أَمَرَهُ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ ذَلِكَ ثُمَّ اسْتَأْخَرَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى اسْتَوَى فِي الصَّفِّ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَثْبُتَ إِذْ أَمَرْتُكَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مَا كَانَ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يُصَلِّيَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لِي رَأَيْتُكُمْ أَكْثَرْتُمْ التَّصْفِيقَ مَنْ رَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ وَإِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ. (رواه التسعة إلا الترمذى).

Dari Sahal bin Sa'd As Sa'idi, bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui Bani 'Amru bin 'Auf untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Kemudian tiba waktu salat, lalu ada seorang mu'adzin menemui Abu Bakar seraya berkata, "Apakah engkau mau memimpin salat berjama'ah sehingga aku bacakan iqamatnya?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Maka Abu Bakar memimpin salat. Tak lama kemudian datang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan orang-orang sedang melaksanakan salat. Lalu beliau bergabung dan masuk ke dalam saf. Orang-orang kemudian memberi isyarat dengan bertepuk tangan namun Abu Bakar tidak bereaksi dan tetap meneruskan salatnya. Ketika suara tepukan semakin banyak, Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat yang maksudnya: 'Tetaplah kamu pada posisimu'. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam barisan saf lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju dan melanjutkan salat. Setelah salat selesai, beliau bersabda: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu ketika aku perintahkan agar kamu tetap pada posisimu?" Abu Bakar menjawab, "Tidaklah patut bagi anak Abu Qahafah untuk memimpin salat di depan Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mengapa kalian tadi banyak bertepuk tangan?. Barang siapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam salat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan untuk wanita.” (HR. Sembilan imam kecuali At-Tirmidzi).

Alasan Abu Bakar bisa kita lihat di penghujung hadis. Setelah salat selesai, Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu ketika aku perintahkan agar kamu tetap pada posisimu?" Abu Bakar menjawab, "Tidaklah patut bagi anak Abu Qahafah untuk memimpin salat di depan Rasulullah".

Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW tidak mengingkari jawaban dan sikap Abu Bakar. Hal ini menandakan bahwa alasan penolakan Abu Bakar tersebut dibenarkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan mencermati hal tersebut, jelas sudah alasan Abu Bakar untuk menolak perintah Rasulullah SAW.

Hadis di atas cukup panjang dan tentunya tidak hanya membahas alasan penolakan Abu Bakar terhadap perintah Rasul. Dalam hadis tersebut banyak sekali hal-hal yang bersifat hukum mengenai fikih salat jamaah, baik untuk imam dan maupun makmum. Namun, jawaban kami menjadi sangat panjang jika hal tersebut dibahas. Insya Allah di lain waktu dan kesempatan akan dibahas.

Wallahu A’lam.


Foto : Freepik

Bagikan Konten Melalui :