-->

Islam Menghormati Tradisi

Da'i Ambassador Islam adalah agama yang ramah dan mengajarkan keramahan bagi pemeluknya. Islam bukan agama yang keras apalagi kaku dan memilih negara atau bangsa yang cocok baginya. Islam agama universal dan menjadi rahmat bagi alam semesta. Islam adalah agama yang sudah pasti diterima oleh akal sehat dan selalu maslahat di semua tempat dan zaman (Shalihun likulli makan wa zaman). Masih ingatkah kita dengan salah satu peristiwa yang sangat besar dan bersejarah bagi umat Islam dan bangsa Arab? Ya, salah satunya adalah Fath Makkah. Peristiwa yang sangat menggugah emosi kita. Kisah sejarah ini sangat cocok untuk terapi “penyakit dendam” yang mungkin mengidap di tubuh kita. Sesuai janji Allah kepada kekasih-Nya, Rasulullah SAW dan kaum mu’minin bahwa Makkah akan dikuasia kembali. Masjid Al-Haram dan Ka’bah kembali steril dari berhala-berhala kaum musyrikin. Pada peristiwa itu, tak setetes pun ada darah yang tumpah. Jika Rasulullah SAW dan para Sahabat adalah orang-orang pendendam, sudah pasti sebagian besar leher penduduk Mekkah sudah terpisah dari tubuh mereka. Dahulu ketika masih di Makkah, Rasulullah dan kaum muslimin dipersekusi, dihinakan, bahkan ada yang mati dibunuh, diboikot bahkan diusir. Dengan akhlak yang mulia itulah, hampir semua penduduk Makkah masuk Islam dengan berbondong-bondong, ikhlas dan penuh suka-cita. Allah mengabadikan peristiwa tersebut di dalam Al-Qur’an Surat An-Nashr:

????? ?????? ?????? ??????? ??????????? ??? ?????????? ???????? ??????????? ??? ????? ??????? ?????????? ??? ????????? ???????? ??????? ??????????????? ???????? ????? ?????????? ???

(1). Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, (2). Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. (3). Maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima taubat. Peristiwa menakjubkan hati semua orang itu tidak cukup sampai di situ saja. Setelah Rasulullah thawaf, beliau memanggil pemegang kunci Ka’bah, Utsman Ibn Thalhah Al-Hajabi untuk membuka pintu ka’bah agar sebagian sahabat bisa membersihkan seluruh berhala dan gambar yang ada di dalamnya. Baru setelah bagian dalam Ka’bah telah steril dari benda-benda syrik, Rasulullah masuk ke dalam Ka’bah dengan ditemani oleh Usamah Ibn Zaid RA, Bilal RA dan Utsman Ibn Thalhah RA.[1] Rasulullah SAW di dalam ka’bah melaksanakan shalat. Setelah Rasulullah keluar dari Ka’bah, beliau menyerahkan kembali kunci Ka’bah tersebut kepada Utsman Bin Thalhah RA. Di dalam beberapa riwayat, sebelum Rasulullah menyerahkan kunci tersebut, ada beberapa sahabat yang meminta Rasulullah agar kunci Ka’bah tersebut diserahkan kepada mereka, bukan lagi kepada Utsman Ibn Thalhah. Namun tetap saja, Rasulullah SAW tetap memberikan kunci Ka’bah tersebut kepada Utsman Ibn Thalhah sambil membaca ayat yang baru saja turun kepada Beliau SAW, Surat An-Nisa ayat 58 : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” Setelah menyerahkan kunci tersebut, Beliau SAW mengatakan kepada Utsman Bin Thalhah RA dan Abu Syaibah Bin Abi Thalhah RA: “Ambilah kunci ini wahai Bani Thalhah selama-lamanya dan tidak ada yang yang merebutnya dari kalian kecuali orang zhalim.”[2] Dari hadis inilah sampai sekarang dan selamanya kunci Ka’bah hanya boleh dipegang oleh keturunan bani Thalhah. Kepengurusan Ka’bah memang sudah tradisi turun temurun sejak dahulu, sebelum kelahiran Rasululah SAW. Jika mau, Rasulullah bisa saja memegang sendiri kunci Ka’bah atau menyerahkannya kepada selain bani Thalhah. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh Rasulullah SAW karena bukan alasan wahyu saja, tapi hikmah lainnya adalah Islam menghormati tradisi yang memang sudah ada sejak dahulu. Tradisi atau kebudayaan yang masih ditolelir oleh Islam adalah tradisi yang tidak bertentangan dengam akidah dan syariat Islam. Islam tidak melarang upacara peringatan hari kemerdekaan suatu bangsa atau tradisi lainnya selama tidak bercampur dengan kesyirikan dan hal-hal bathil yang dilarang oleh syariat. Yang tidak dibolehkan adalah tradisi yang bertentangan, misalnya ada unsur kesyirikan, perjudian, mabuk-mabukan, permusuhan, mengumbar syahwat dan lain-lainnya. Wallahu A’lam. Tim Cordofa   Baca Juga: Rumput di Kuburan Orang Tuamu Sudah Sangat Tinggi
[1] Lihat Hadis Riwayat Bukhari no. 475, Muslim no. 2358, Tirmidzi no. 800 dan Nasa’I no. 680. [2] Lihat Syarh Shahih Muslim, Kitab Haji, Bab Anjuran memasuki Ka’bah  Bagi Yang Berhaji Dan Lain-lain.   Foto : Unsplash

Bagikan Konten Melalui :