Hikmah Peristiwa Hijrah Rasulullah dan Para Sahabat RA

Yang membuat saya sedikit bertanya-tanya, mengapa setiap tahun peristiwa ini selalu diperingati? Ya, saya tentu memahami bahwa peristiwa hijrah dijadikan sebagai kalender Islam. Tapi sekali lagi, peristiwa hijrah sudah berlalu 14 abad yang lalu dan kita akui itu peristiwa penting. Namun sekali lagi, mengapa harus diperingati setiap tahun? Simak jawabannya melalui konsultasi berikut!

Da'i Ambassador

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan para Sahabat RA tentunya merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kita semua tentu mengakui hal itu.

Yang membuat saya sedikit bertanya-tanya, mengapa setiap tahun peristiwa ini selalu diperingati? Ya, saya tentu memahami bahwa peristiwa hijrah dijadikan sebagai kalender Islam. Tapi sekali lagi, peristiwa hijrah sudah berlalu 14 abad yang lalu dan kita akui itu peristiwa penting. Namun sekali lagi, mengapa harus diperingati setiap tahun?

Demikian dan terima kasih.

Jawaban: 

Wa'alaikumussalam Wr Wb.

Betul, peristiwa hijrah Rasulullah dan para Sahabat RA merupakan salah satu peristiwa penting dan menjadi tonggak sejarah kebangkitan Islam sepanjang masa. 

Mengapa peristiwa ini selalu diperingati setiap tahun oleh sebagian besar umat Islam, khususnya di Indonesia?

Jawaban yang kami sampaikan tentunya melalui pendekatan analisa, bukan jawaban pasti. Analisa yang dilakukan berdasarkan beberapa hikmah besar yang tentunya berlaku sampai saat ini bahkan mungkin sampai hari kiamat, sebagai berikut:

Peristiwa hijrah merupakan bukti ketaatan luar biasa kaum muslimin kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Hijrah bukan perkara mudah seperti orang pindah rumah. Kaum muslimin Makkah meninggalkan tanah kelahirannya menuju Madinah dalam rangka melestarikan agama Islam agar tidak punah. Kaum muslimin kerap diintimidasi dan disiksa oleh tokoh-tokoh musyrik di Makkah. 

Kaum muslimin meninggalkan kekayaan yang mereka miliki di Makkah. Bukan hanya harta, sanak keluarga mereka yang masih musyrik dan belum mau menerima hidayah juga harus ditinggalkan!

Karena meninggalkan kekayaan dan harta di Makkah, sebagian besar Muhajirin berangkat ke Madinah dalam keadaan susah payah. Saking taatnya kepada Allah, mereka tidak berpikir di rumah siapa mereka tinggal di Madinah. Mereka tidak berpikir apakah mereka bisa kembali kaya raya sebagaimana ketika mereka berada di Makkah. Yang terpikirkan oleh mereka hanyalah memperoleh rida dan kasih sayang dari Allah semata. Keteguhan dan ketaatan mereka ini dipuji oleh Allah SWT melalui firmannya:

لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأَمْوَٰلِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا وَيَنصُرُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ.

“(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.S. Al-Hasyr: 8).

Untuk kita kaum muslimin yang hidup saat ini tentunya belum tentu mampu mengikuti level ketaatan mereka, terutama bagi kita yang memiliki perusahaan, rumah mewah, anak-anak kita yang saat ini sekolah atau kuliah di lembaga pendidikan bonafide dan bergenggsi. Sekalipun kita mau, apakah istri dan anak kita juga mau? 

Jadi, alasan memperingati Tahun Baru Hijriyah setiap tahun adalah untuk meneladani kegigihan dan ketaatan kaum muslimin Makkah di masa itu. Toh jika kita tidak bisa menyamai level ketaatan mereka dalam hal hijrah, paling tidak kita bisa maksimalkan ketaatan kita pada poin yang lain, apakah taat maksimal dalam hal salat lima waktu, taat maksimal untuk berinfak atau perintah Alllah yang lainnya.

Masyarakat Madinah Yang Sangat Penolong

Begitu pula dengan tuan rumah, yaitu masyarkat Madinah saat itu yang sangat sigap dan sepenuh hati menerima kedatangan para Muhajirin Makkah. Masyarakat Madinah ini digelari dengan kaum Anshar (penolong).

Pertolongan yang mereka berikan bukan hanya sehari atau dua hari. Mereka menolong kaum Muhajirin sepanjang hidup dan semaksimal yang mereka mampu.

Masyarakat Madinah saat itu bukanlah masyarakat yang berkecukupan. Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, perekonomian mereka saat itu dikuasai komunitas Yahudi Madinah yang sangat kental dengan riba.

Berbeda dengan kaum muhajirin. Penduduk Makkah sebagian besar adalah pedagang handal lintas negeri seperti suku Quraisy. Mereka merupakan pedagang yang sangat masyhur dan profesional. Tentu kita ingat dengan Q.S. Quraisy bukan? 

Walaupun masyarakat Madinah bersahaja, mereka sangat total menolong saudara-saudara mereka sesama muslim, kaum muhajirin. Kedermawanan dan kebaikan diabadikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ.

“Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Hasyr: 9).

Jika dibandingkan dengan mereka, sehebat apakah kita? Sedermawan apakah kita? 

Dengan memperingati Tahun baru Hijriyah, setidaknya memotivasi kita agar berusaha semaksimal yang kita bisa menjadi orang yang peduli terhadap sesama muslim. 

Persaudaraan dan Persatuan Yang Sesungguhnya 

Persahabatan antara Muhajirin dan Anshar membuka mata dan hati kita betapa kuatnya persatuan umat saat itu. Tiada persahabatan dan persaudaraan yang lebih hebat yang telah mereka ajarkan dan buktikan kepada kita.

Lalu bagaimana dengan persaudaraan umat Islam saat ini? Apakah sehebat mereka? Apakah semua umat Islam bersaudara? Adakah umat islam saat ini yang masih saling berperang? 

Nah, itulah beberapa analisa hikmah yang menjadi alasan diperingatinya Tahun baru Hijriyah yang setidaknya menjadi renungan dan motivasi kita semua agar lebih taat, rela berkorban demi agama, tolong menolong dan bersatu.

Wallahu A'lam.

Foto : Freepik

Bagikan Konten Melalui :