Hikmah Kurban Nabi Ibrahim
Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah ada hikmah lain dari kisah ketaatan total beliau kepada Allah? Semoga dengan mengetahui hikmah tersembunyi tersebut dapat menjadikan saya terus termotivasi untuk selalu meningkatkan ketaatan dan ketakwaan saya kepada Allah. Simak jawabannya melalui konsultasi berikut!

Assalamu'alaikum Wr Wb.
Sejarah ketaatan Nabi Ibrahim AS memang sudah sangat terkenal. Ketaatan beliau memang sangat ekstrim, yaitu menjalankan perintah Allah agar menyembelih putra kesayanganya sendiri, Nabi Ismail AS. Tentunya perintah tersebut semata-mata dalam rangka menguji kesabaran dan ketaatan total kepada Allah.
Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah ada hikmah lain dari kisah ketaatan total beliau kepada Allah? Semoga dengan mengetahui hikmah tersembunyi tersebut dapat menjadikan saya terus termotivasi untuk selalu meningkatkan ketaatan dan ketakwaan saya kepada Allah.
Terima kasih.
Wassalam.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr Wb.
Tentu sangat banyak hikmah yang terkandung dari kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS. Diantara hikmah yang paling terlihat adalah keluarga Nabi Ibrahim merupakan keluarga saleh yang harus dicontoh oleh seluruh keluarga di dunia.
Nabi Ibrahim AS merupakan sosok kepala keluarga yang saleh. Begitupun juga dengan anak beliau, Nabi Ismail AS. Tidak ketinggalan juga, istri beliau, Siti Hajar yang juga salihah.
Jika Ismail AS bukanlah orang saleh seperti ayahnya, beliau tentu menolak perintah Allah untuk disembelih oleh ayahnya. Bisa saja beliau mengatakan seperti ini, “Semua perintah ayah tidak pernah ada yang aku tolak. Tapi untuk yang satu ini, tidak! Mana ada di dunia ini anak yang mau disembelih oleh ayahnya!"
Sekalipun ayah dan anak sama-sama saleh, seperti Ibrahim dan Ismail yang mau melaksanakan perintah Allah tersebut, semua itu belum tentu terlaksana jika ditentang mentah-mentah oleh istri beliau, Siti Hajar. Jika bukan istri salihah, bisa saja beliau mengatakan begini: “Bertahun-tahun aku setia dan taat melakukan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Semua kuturuti dengan kesabaran, terutama ketika engkau tinggalkan aku berdua bersama anak kita ditempat tandus yang sangat minim makanan dan minuman. Semua kuturuti perintah tersebut karena Allah. Tapi untuk yang satu ini, aku tidak akan pernah menyetujui ataupun mendukungmu untuk menyembelih anak kita! Tidak dan tidak akan pernah terjadi. Jika kau memaksanya, aku memintamu untuk menceraikanku!”
Dan nyatanya, seluruh anggota keluarga Ibrahim terbukti saleh dan taat kepada perintah Allah tanpa kecuali. Ini yang susah! Berapa banyak kepala keluarga yang saleh, namun istri dan anaknya justru jauh dari Allah. Begitu pula sebaliknya, berapa banyak istri salihah, namun suami dan anak-anak mereka jauh dari Allah.
Jangankan kita manusia biasa yang penuh dosa. Selevel nabi saja tidak semuanya memiliki keluarga saleh. Buka kembali sejarah Nabi Nuh dan Nabi Luth AS. Mereka berdua adalah nabi, tapi istri mereka adalah para pengkhianat. Firman Allah:
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ.
“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)." (Q.S. At-Tahrim: 10).
Berkat kesabaran dan ketaatan total keluarga Ibrahim AS, maka Allah memberikan rahmat begitu besar kepada mereka. Tentu kita ingat dengan Salawat Ibrahimiyah yang menjadi kesunahan kita membacanya di setiap tasyahud akhir, baik salat wajib maupun sunah, sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."
Demikianlah sebagian hikmah kisah beliau dan semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan Allah untuk meneladaninya dan keluarga kita termasuk dari golongan keluarga saleh, aamiin.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik