Berkumpul di Surga
Ustadz, apakah seorang anak dapat dikumpulkan bersama orang tuanya di surga yang sama, jika keduanya sama-sama masuk surga? Jika iya, apa alasan dan dasar hukumnya? Simak jawabannya melalui konsultasi berikut

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bertanya. Pertanyaan saya berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan surga.
Sering kita mendengar ucapan seperti ini: "Semoga kita semua dikumpulkan di surga." Tentunya, ucapan ini mengandung doa dan harapan yang baik. Pertanyaan saya adalah, apakah semua penghuni surga dikumpulkan di satu surga saja, padahal surga itu memiliki tingkatannya, bukan? Dan bukankah amal perbuatan manusia berbeda-beda, meskipun pada akhirnya mereka tetap masuk surga?
Satu lagi, Ustaz, apakah seorang anak dapat dikumpulkan bersama orang tuanya di surga yang sama, jika keduanya sama-sama masuk surga? Jika iya, apa alasan dan dasar hukumnya?
Demikian pertanyaan saya, dan terima kasih atas pencerahannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr Wb.
Terima kasih atas pertanyaannya. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang diberi anugerah untuk masuk surga, aamiin.
Benar sekali bahwa surga itu tidak hanya satu, melainkan banyak tingkatannya. Kita dapat melihat dalam redaksi Al-Qur'an yang sering menggunakan kata "surga" dalam bentuk jamak (plural), yaitu جَنَّات yang artinya kebun-kebun atau surga-surga. Sebagai contoh:
إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَنَعِيمٍ
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan." (Q.S. At-Thur: 17)
Selain itu, terdapat riwayat sahih yang menyatakan bahwa surga itu bertingkat-tingkat, dengan jarak antara satu tingkat dengan tingkat lainnya setara dengan jarak antara langit dan bumi. Sebagai contoh:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan salat, berpuasa bulan ramadan, maka sudah pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad di jalan Allah atau dia hanya duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa diatas firdaus itu adalah singgasananya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga". Berkata Muhammad bin Fulaih dari bapaknya: "Diatasnya adalah singgasananya Allah Yang Maha Pemurah." (HR. Bukhari).
Riwayat ini menunjukkan bahwa meskipun surga memiliki berbagai tingkat, ada bagian-bagian yang lebih tinggi dan lebih mulia.
Surga yang Paling Rendah
Dalam sebuah riwayat sahih, disebutkan bahwa meskipun surga yang paling rendah tingkatannya saja sudah sangat nikmat. Penghuni surga yang berada di tingkat terendah pun mendapat kenikmatan yang luar biasa:
وَعَنْ ابْنِ مسْعُودٍ رَضِي الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: إِنِّي لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجاً مِنْهَا، وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّة . رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْواً، فَيقُولُ الله عزَّ وَجَلَّ لَهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَيَأْتِيهَا، فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى، فَيَرْجِعُ، فَيقُولُ : يَارَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأى، يَقُولُ الله عزَّ وجلَّ لهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الجَنَّةَ، فيأْتِيهَا، فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأى، فَيرْجِعُ . فيَقُولُ : يارَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأى، ، فَيقُولُ الله عزَّ وجلَّ لهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ . فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا، أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا، فَيقُولُ : أَتَسْخَرُ بِي، أَوَ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ المَلِكُ. قَالَ : فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجذُهُ فَكَانَ يَقُولُ : ذَلِكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً .(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).
Dari Ibn Mas'ud ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya, aku mengetahui benar orang yang terakhir keluar dari neraka, atau penghuni surga yang terakhir masuk surga, yaitu orang yang keluar dari neraka dengan merangkak. Lalu Allah ‘Azza wa jalla berfirman kepadanya: Pergilah dan masuklah ke surga. Dia pun mendatangi surga, tapi dia melihatnya seakan-akan telah penuh, maka dia kembali dan berkata: Wahai Tuhanku, aku mendapatkan surga telah penuh. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman: Pergilah dan masuklah ke surga. Dia pun mendatangi surga lagi, tapi dia melihatnya seakan-akan telah penuh, maka dia kembali dan berkata: Wahai Tuhanku, aku mendapatkan surga telah penuh. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman: Pergilah dan masuklah ke surga. Sesungguhnya, kamu mendapat kenikmatan di dalamnya setara dengan yang ada di dunia dan ditambah sepuluh kali. Orang itu berkata: Apakah Engkau mempermainkan aku? padahal Engkau sang Raja? Ibnu Mas’ud berkata: Aku melihat Rasulullah SAW tertawa hingga gigi taringnya terlihat, lalu beliau bersabda: Itulah penghuni surga yang paling rendah kedudukannya di surga. (Muttafaq 'alaih).
Penghuni Surga Berdasarkan Amal
Berdasarkan keterangan dari hadis-hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa penghuni surga ditempatkan sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Artinya, meskipun seorang ayah dan anak-anaknya sama-sama masuk surga, belum tentu mereka akan berada di tingkat yang sama jika amal kebaikan mereka berbeda.
Namun, ada kasus khusus mengenai surga orang tua dan anak dengan dalil berikut ini yang mengandung pengertian bahwa seorang ayah dan anak, jika keduanya masuk surga, bisa ditempatkan di surga yang sama. Berikut dalilnya:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ.
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." (Q.S. At-Thur: 21)
Penafsiran dan Hadis Pendukung
Terkait dengan ayat ini, sebagian ulama berpendapat bahwa seorang ayah dan anak dapat ditempatkan di surga yang sama. Pendapat ini didasarkan pada hadis berikut:
حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ قَالَ: ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ: ثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرُو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّاتُهُمْ بِإِيمَانٍ، فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَرْفَعُ لِلْمُؤْمِنِ ذُرِّيَّتَهُ، وَإِنْ كَانُوا دُونَهُ فِي الْعَمَلِ، لِيُقِرَّ اللَّهُ بِهِمْ عَيْنَهُ [1]
Telah mengabarkan kepada kami Ibn Basyar, telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman, telah mengabarkan kepada kami Syubah, dari Amru bin Marrah, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang ayat ini: "Dan orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam keadaan beriman." Beliau berkata: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengangkat derajat keturunan seorang mukmin, meskipun mereka tidak melakukan amal seperti yang dilakukan oleh orang tua mereka, sebagai penghiburan bagi orang tua mereka agar Allah memberi mereka ketenangan."
Begitu juga dengan hadis:
وَقَالَ الْحَافِظُ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَانِ بْنِ غَزْوَانَ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ سَالِمٍ الْأَفْطَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ - أَظُنُّهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: "إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ الْجَنَّةَ سَأَلَ عَنْ أَبَوَيْهِ وَزَوْجَتِهِ وَوَلَدِهِ، فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ لَمْ يَبْلُغُوا دَرَجَتَكَ. فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، قَدْ عَمِلْتُ لِي وَلَهُمْ. فَيُؤْمَرُ بِإِلْحَاقِهِمْ بِهِ، وَقَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ (وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ) الآيَةَ.[2]
Dan berkata Al-Hafizh At-Thabrani: Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Isyak At-Tustari, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Rahman bin Ghazwan, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Salim Al-Aftas, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas - saya kira ia meriwayatkan dari Nabi SAW - beliau berkata: "Ketika seorang lelaki memasuki surga, dia akan bertanya tentang kedua orang tuanya, istrinya, dan anak-anaknya. Maka dikatakan kepada dia: 'Mereka tidak mencapai derajatmu.' Maka ia berkata: 'Ya Tuhan, aku telah beramal untuk diriku dan mereka.' Maka diperintahkan untuk memasukkan mereka bersamanya, dan Ibnu Abbas membaca ayat: 'Dan orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam keadaan beriman.' (At-Tur: 21)" (HR. At-Thabrani).
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah memberikan kebahagiaan dan kenikmatan bagi orang tua di surga dengan cara mengangkat derajat anak dan cucu mereka agar mereka dapat berkumpul di surga yang sama, meskipun tingkatan awalnya berbeda. Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting untuk mendidik anak-anak kita dengan baik, agar mereka tumbuh menjadi generasi yang saleh dan bisa berkumpul bersama kita di surga kelak.
Lalu bagaimana jika derajat surga sang anak lebih tinggi dari orang tuanya, apakah sang anak dapat menarik orang tuanya ke surga sang anak? Ya jelas bisa, karena secara tegas Q.S. At-Thur ayat 21 bermakna “Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga).”
Demikian dan semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam.
Foto : Freepik
______________
[1] Lihat Tafsir At-Thabari, Bi Dar Hajr, Kairo, Cetakan Pertama, 1422 H/2001 M, Juz 21, Hal. 579.
[2] Lihat Tafsir Ibn Katsir, Dar Ibn Hazm, Beirut: Cetakan Pertama, 1420 H/2000 M, Hal. 1.771