Assalamu’alaikum Wr Wb.
Maaf Pak Ustadz, apakah taubat kita tetap diterima jika taubat tersebut kita lakukan berulang-ulang? Taubat, dosa lagi, taubat lagi, dosa lagi dan begitu seterusnya. Apakah itu namanya tidak meledek Allah?
Mohon maaf ya Pak Ustadz apabila pertanyaan saya ini dianggap kurang sopan. Jujur, saya butuh sekali pencerahannya.
Terima kasih.
Jawaban :
Salah satu nama Allah adalah At-Tawwab yang artinya Maha Penerima Taubat. Allah Maha Penyayang. Jika kita merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis mengenai taubat tentu sangat banyak. Bahkan jika kita membahas kitab Riyadh As-Shalihin karya Al Imam Nawawi mengenai Bab taubat, Masya Allah, mata kita akan berkaca-kaca. Bagaimana tidak, banyak ayat dan hadis yang menggambarkan betapa besar kasih sayang Allah kepada mereka pelaku dosa yang mau bertaubat. Betapa senangnya Allah kepada seorang hamba yang mau kembali ke jalan-Nya. Rasa senang Allah melebihi rasa senangnya seseorang yang ketika menemukan barang berharganya yang hilang!
Apakah Allah mengampuni dosa orang yang bertaubat walaupun hal itu diulang-ulang? Jawabannya iya dan pasti! Tapi syaratnya betul-betul bertaubat dan menyesal dan bertekad tidak mau mengulanginya lagi. Tapi karena kelemahan manusia dan kuatnya godaan setan, orang ini kembali terjerumus! Lalu dia bertaubat lagi dan begitu seterusnya. Intinya selagi dia taubat sungguh-sungguh, Allah menerimanya. Tinggal masalahnya adalah lebih dulu mana antara mati dengan taubat? Jika ia mengulangi dosanya dan belum sempat taubat lalu mati, ya itu masalahnya! Makanya jangan anggap enteng dosa dan keenakan sambil mengatakan: “Tenang aja, Allah pasti ngampunin kok kalo kita tobat!”
Sebagai bukti bahwa taubat berulang-ulang itu diterima, saya akan kutip satu hadis saja ya, walaupun banyak sebenarnya.
عَن أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ عَبْدًا أَصَابَ ذَنْبًا وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ وَرُبَّمَا قَالَ أَصَبْتُ فَاغْفِرْ لِي فَقَالَ رَبُّهُ أَعَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَصَابَ ذَنْبًا أَوْ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ أَوْ أَصَبْتُ آخَرَ فَاغْفِرْهُ فَقَالَ أَعَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا وَرُبَّمَا قَالَ أَصَابَ ذَنْبًا قَالَ قَالَ رَبِّ أَصَبْتُ أَوْ قَالَ أَذْنَبْتُ آخَرَ فَاغْفِرْهُ لِي فَقَالَ أَعَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي ثَلَاثًا فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ
“Dari Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada seorang hamba yang melakukan dosa -atau dengan redaksi lain; menjalankan dosa-, lantas hamba itu berkata ‘Ya Tuhanku, aku telah melakukan dosa –atau dengan redaksi ‘telah kuperbuat’–, maka ampunilah aku’. Maka Tuhannya berkata: ‘Apakah Hamba-Ku tahu bahwa ia mempunyai tuhan yang bisa mengampuni dosa dan menghukumnya?, maka Aku mengampuni dosa hamba-Ku.’ Kemudian orang tersebut tinggal berdiam diri (tidak melakukan dosa) Allah tahu berapa lama Ia berdiam diri, kemudian Ia kembali melakukan dosa lagi -atau mengerjakan dosa–, lalu ia pun berkata, ‘Wahai rabbku, aku telah berdosa -atau melakukan dosa-, maka ampunilah perbuatanku.’ Maka Allah berfirman: ‘Apakah Hamba-Ku tahu bahwa dia mempunyai tuhan yang bisa mengampuni dosa dan menghukumnya?, maka telah Aku ampuni hamba-Ku.’ Kemudian orang itu berdiam diri sekehendak Allah berdiam diri, kemudian ia melakukan dosa lagi -atau dengan redaksi menjalankan dosa-, sehingga hamba itu berkata, ‘Rabbi, telah kulakukan dosa -atau aku berdosa-, maka berilah aku ampunan terhadapnya.’ Maka Allah berfirman: ‘Apakah Hamba-Ku tahu bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukumnya?, maka Aku telah mengampuni hamba-Ku (Allah mengulanginya sebanyak tiga kali), maka hendaklah ia beramal sekehendaknya.“ (HR. Bukhari).
Walaupun kata orang betawi disebut “Tobat Sambel”, ya tetap diterima! Mengapa disebut taubat sambal? Ya begitu, “Ini sambel pedes banget sih, taubat dah, ga mau makan lagi!”
Coba saja besok lihat lagi, pasti makan sambal itu lagi walaupun katanya sudah taubat!
Wallahu A’lam
Tim Cordofa
Foto : Unsplash