Kabar Terbaru

Tetaplah Menjadi Perindu!

Siapakah yang tidak kenal dengan Rasulullah SAW? Nabi dan Rasul penutup para nabi dan rasul. Entah berapa juta bait syair tertulis indah ketika memuji dan merindukan beliau SAW. Jangankan manusia, Allah Tuhan Yang Maha Indah terlebih dahulu memuji kekasih-Nya, Muhammad Rasulullah SAW.

Allah berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (Q.S. Al-Qalam: 4).

Mengenai ayat di atas, Almarhum As-Syaikh Wahbaz Az-Zuhaili menulis secara ringkas dalam kitabnya At-Tafsir Al-Wajiz sebagai berikut:[1]

و إنك ايها الرسول لعلى خلق عظيم, أدبك به ربك فى القران. سئلت عائشة رضى الله عنها كما ثبت فى الصحيح عن خلقه, فقالت: كان خلقه القرأن, ألست تقرأ القرأن { قد أفلح المؤمنون } الى عشر أيات.

“Sesungguhnya engkau wahai Rasulallah benar-benar berakhlak mulia karena engkau di didik oleh Tuhanmu dalam Al-Quran. ‘Aisyah RA ditanya mengenai akhlak beliau sebagaimana ditetapkan dalam hadits shahih, lalu dia menjawab: “Sesungguhnya Akhlak beliau adalah Al-Quran. Tidakkah kamu membaca Al-Quran ayat {Qad aflahal mu’minuun} (Q.S.Al-Mu’minun) sampai sepuluh ayat?”

Sangat bisa dimengerti bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an dan Allah langsung yang mengajarkan kepada beliau dalam hal berakhlak. Jika Allah langsung yang mendidik, sudah pasti akhlak beliau tidak ada yang buruk dan sudah pasti indah tanpa cela.

Bukan hanya memuji, Allah SWT juga mengabarkan kepada kita semua bahwa Allah memuliakan nama Rasulullah SAW diantara nama semua makhluknya. Buktinya, firman Allah SWT:

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ

Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.” (Q.S. As-Syarh: 4)

Al Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsir Jalalain menafsirkan ayat di atas sebagai berikut:[2]

{ ورفعنا لك ذكرك } بأن تذكر مع ذكري في الآذان والإقامة والتشهد والخطبة وغيرها.

“(Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu) yakni sebutan namamu sebagai contohnya ialah namamu disebutkan bersama-sama dengan nama-Ku di dalam adzan, iqamah, tasyahud, khotbah dan lain sebagainya.”

Dan memang terbukti, satu-satunya nama makhluk yang paling banyak disebut namanya adalah Muhammad SAW. Berapakah jumlah kaum muslimin di dunia ini dari sejak beliau diangkat jadi rasul sampai nanti bumi ini hancur? Andaikan jumlahnya 1000 trilyun kaum muslimin, jika masing-masing menyebut nama Muhammad 10 kali saja, maka paling tidak nama beliau telah disebut sebanyak 10.000 trilyun kali bukan? Adakah nama selain Muhammad yang disebutkan sebanyak itu?

Islam ini agama besar, syariatnya besar, kitab sucinya besar dan umatnya juga besar. Karena semuanya serba besar, maka tidaklah mungkin pembawa agama ini dibebankan kepada orang yang tidak punya kapasitas besar pula. Pantas saja Allah mengutus Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW. Dan fakta tidak terbantahkan, bahwa beliaulah kekasih Allah yang sangat besar kemuliaannya.

Ketika Allah menyapa Musa AS, maka Allah hanya memanggil nama beliau saja, Begitupun dengan para nabi lainnya. Cek saja di seluruh ayat Al-Qur’an, bagaimana Allah memanggil Ya Musa, Ya Nuh, Ya Ibrahim, Ya Adam, Ya Daud, Ya Isa dan lainnya. Hanya nama mereka saja. Tapi bandingkan dengan ayat dimana Allah menyapa Rasulullah SAW. Allah menyapa kekasih-Nya dengan jabatan beliau! Lihatlah ayat Ya Ayyuhan Nabiy dan Ya Ayyuhar Rasul!

Satu fakta yang terbantahkan, adakah nama makhluk yang namanya disandingkan dengan nama Allah? Tidak! Yang ada hanya nama Muhammad! La Ilaha Illallah Muhammadun Rasulullah!

Semua keindahan syair yang ditulis para perindu tidaklah sebanding dengan keindahan beliau yang sesungguhnya. Seindah apapun ungkapan yang menggambarkan keindahan Rasulullah, maka tidak sebanding dengan keindahan beliu secara hakikat!

Entah berapa banyak hadis dimana para sahabat melukiskan keluhuran dan keindahan akhlak beliau.

Kita hanya mampu menjadi perindu sejati. Tetaplah menjadi perindu sampai mati. Bagaimana caranya? Teladani akhlak beliau, realisasikan dalam keseharian dan teruslah menebarkan keindahan beliau kapan dan dimana saja. Dan tentunya senantiasa bershalawat dengan penuh rindu. Ya, kita adalah perindu sejati sampai mati. Rindu kita akan terbalas ketika kita bertemu beliau di surga, aamiin.

Wallahu A’lam.

———-

Foto : Unsplash

 

[1] Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsir Al-Wajiz, Dar Al-Fikr, Damaskus: 1416 H, Hal. 565.
[2] Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Maktabah Al-Iman, Cairo:  t.t. Hal. 656

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *