Mungkin ada saja orang yang tidak terlalu yakin bahwa semua doa dapat dikabulkan oleh Allah. Dan bahkan ada juga orang yang berdoa tapi dia sendiri tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah. Hal ini jelas keliru. Yakin akan dikabulkan merupakan salah satu syarat dikabulkannya doa. Simak hadis berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ.
Dari Abu Hurairah RA ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi).
Al-Qur’an membuktikan bagaimana keyakinan terkabulnya doa ketika mengisahkan Nabi Zakaria AS berdoa kepada Allah. Simak Q.S. Maryam ayat 1-9 berikut:
كٓهيعٓصٓ ﴿١﴾ ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُۥ زَكَرِيَّآ ﴿٢﴾ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيًّا ﴿٣﴾ قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا ﴿٤﴾ وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا ﴿٥﴾ يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا ﴿٦﴾ يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا ﴿٧﴾ قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَٰمٌ وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ ٱلْكِبَرِ عِتِيًّا ﴿٨﴾
قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا ﴿٩﴾.
- Kāf Hā Yā ‘Aīn Şād.
- (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
- (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
- Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
- Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,
- yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
- (Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”
- Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
- (Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
Nabi Zakaria AS menyadari bahwa beliau adalah orang yang sudah lanjut usia. Begitu juga dengan istrinya yang memang mandul dan tidak mungkin memiliki anak. Tapi dengan keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa dan maha mengabulkan doa, nabi Zakaria tetap berdoa agar Allah mengaruniainya anak. Dan agar Allah mengabulkan, beliau memberikan alasan dibalik permintaannya, yaitu agar sang anak nantinya mampu melanjutkan risalah kenabian sebagaimana Allah mengaruniai kakek-kakeknya yaitu keluarga nabi Ya’qub AS.
Jika berkaca dari kisah di dalam Al-Qur’an ini, selain keyakinan agar dikabulkan, bisa saja kita mengajukan alasan dibalik permohonan dalam doa kita. Dan tentunya alasan tersebut berupa kebaikan dan mengandung nilai ibadah, misalnya berdoa untuk memiliki rumah agar rumah tersebut dipenuhi keberkahan dan dapat digunakan untuk kegiatan majelis taklim.
Selain keyakinan dan mengungkapkan alasan dalam berdoa, tentu ada beberapa persyaratan agar Allah mengabulkan doa kita, diantaranya adalah tekun beribadah, makan dan minum yang halal dan menghindari maksiat.
Ayo, teruslah berdoa dan jangan putus asa!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik