Kabar Terbaru

Terorisme Dalam Agama Islam

Aksi pengeboman yang terjadi di bilangan Thamrin beberapa bulan yang lalu cukup membuat geger publik lokal maupun internasional. Media pun tergopoh-gopoh mewartakan berita tersebut sampai berhari-hari. Kecaman demi kecaman berdatangan dari segala penjuru. Lagi-lagi agama Islam disangkut-pautkan dengan kejadian biadab. Ajaran-ajaran agama Islam dianggap sebagai biang pemicu terorisme. Aktivis-aktivis Islam satu-persatu dijemput paksa, Rumah-rumah ibadah sampai pesantren digrebek, kesemuanya hanya berdasarkan dalil terduga teroris. Memang, dalam kejadian tersebut NIIS mengklaim diri sebagai pihak yang bertanggungjawab. Namun, apakah benar menggeneralisir agama Islam sebagai agama teroris dengan hanya bertumpu kepada NIIS. Apakah benar agama Islam mengajarkan teroris.

            Sejarah term teroris sendiri lahir bukan dari rahim agama Islam. Grant Wardlaw dalam buku Political Terrorism (1982), mengatakan bahwa manifestasi terorisme sistematis muncul sebelum revolusi Perancis, tetapi baru mencolok sejak abad ke-19. Dalam kamus yang dikeluarkan Akademi Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror. Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur ketika Le Gouverenement de la Terreur (Kerajaaan teror) berkuasa antara tahum 1973-1794.[1] Istilah itu dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah dari hasil revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata Terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia.[2] Dengan demikian term terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan

oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa term terorisme berlaku universal untuk semua golongan yang melakukan tindak teror kekerasan.

            Praktik teror pertama kali dalam sejarah nyatanya juga tidak dilakukan oleh umat Islam. Teror pertama yang tercatat dalam sejarah dilakukan oleh sekte Zealot yang hidup di Palestina pada abad ke-1. Sejarahwan Yahudi, Flavius Josephus, menyebut kaum Zealot sebagai sicarii, orang-orang yang bersenjatakan pisau. Dengan senjata pisau, kaum Zealot mengorbankan pemberontakan melawan pemerintah kolonial romawi yang dilancarkan pada tahun ke-6.[3] Tindakan teror juga tidak dilakukan oleh penganut agama Islam saja. Juergensmeyer dalam bukunya Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious mengatakan bahwa semua agama memiliki potensi untuk menggerakan kekerasan bagi para pemeluknya. Ia nenyodorkan beberapa contoh kekerasan yang dilakukan oleh umat Kristen di Amerika Serikat yang mendukung pemboman klinik aborsi dan aksi-aksi milisi seperti pemboman bangunan federal Oklahoma City, perseteruan panjang antara kaum Katholik dan Protestan yang membenarkan aksi-aksi terorisme di Irlandia Utara.[4]

            Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam tidak mendasarkan diri kepada pemaksaan apalagi kekerasan. Islam sebagai agama damai menganjurkan pemeluknya untuk berdakwah dengan penuh hikmah dan argumentasi yang logis, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah ayat 256. Selain itu, agama Islam yang suci ini dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW yang mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 159. Semua umat Islam bertumpu dan mencontoh akhlak yang dicontohkan Nabi Muhammad. Islam juga melarang membunuh seseorang, malah Islam mengajarkan untuk memelihara kehidupan manusia sebagai khilafah di bumi. Dengan begitu dapat ditarik bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan dan terorisme itu bertolak belakang dengan ajaran Islam. Apabila ada yang melakukan teror ia sudah bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. (Igman Yuda Pratama)

[1] Artikel Teroris, Kompas, 17 Januari 2016.

[2] Mustofa Muhammad, Memahami Terorisme:, Suatu Perspektif Kriminolog, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI (Jakarta: 2002).

[3] Artikel Teroris, Kompas, 17 Januari 2016

[4] Mark Juergensmeyer, Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious (University of California Press, 2000), h. 24-57.

One thought on “Terorisme Dalam Agama Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *