Shalat adalah ibadah makhdhah dimana seorang mukmin berhubungan langsung kepada penciptanya, Allah SWT. Ibadah tersebut dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Ada shalat wajib dan ada pula shalat sunnah. Semua gerakan shalat sangat menarik jika diperhatikan dan tentunya mempunyai makna filosofis yang begitu dalam.
Salah satu gerakan menarik dalam shalat dan mempunyai makna yang sangat dalam adalah salam ke kanan dan ke kiri sebagai penutup shalat. Setelah selesai berhubungan dengan Allah secara langsung, seorang mukmin dituntut untuk memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sehabis berhubungan dengan Allah, kita dituntut untuk memperhatikan apakah di sekeliling kita ada yang lapar, sakit, atau butuh pertolongan. Jika shalat sudah baik, seharusnya baik juga hablum minan-nasnya.
Gempa yang belum lama ini menimpa saudara-saudara kita tentu butuh bantuan terutama makanan dan harta benda untuk kembali membangun rumah-rumah mereka yang hancur. Kaum muslimin harus paling depan membantu. Harus menjadi garda terdepan, jangan sampai didahulukan oleh non muslim. Kaum muslimin harus lebih banyak membantu, jangan sampai non muslim lebih besar bantuannya. Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan pemeluk agama lain. Tulisan ini hanya memotivasi kaum muslimin agar berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana pesan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 148:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Ya, kalimat yang sering kita dengar, “fastabiqul khairat” itu dari Al-Qur’an, bukan slogan basa-basi dari para politisi yang hanya ingin mendongkrak suara. Non muslim boleh saja membantu dalam hal urusan muamalah atau sosial, namun kaum muslimin harus lebih dulu dan lebih banyak dari mereka. Kita pun sama, jika ada musibah yang korbannya adalah non muslim tetap kita bantu.
Bukan hanya musibah gempa, kemiskinan yang menimpa sebagian umat Islam juga harus diperhatikan dengan cukup serius. Bagi saudara kita yang kurang sabar menghadapi kemiskinan, membuka peluang mereka untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Karena lapar, orang bisa mencuri. Karena lapar, orang bisa tidak mau sekolah. Karena lapar, orang bisa malas ibadah karena beraganggapan mencari uang lebih baik dari shalat, na’udzu billah!
Dan satu lagi yang sangat dikhawatirkan, kefakiran atau kemiskinan dekat dengan kekufuran. Jika saudara-saudara kita yang miskin dan kuat kurang iman ini kita tinggalkan, akhirnya mereka sering dibantu oleh pemeluk agama lain. Jika ini terjadi, saudara-saudara kita akan lebih berempati kepada mereka dan lama-lama kelamaan tertarik dengan ajaran mereka dan akhirnya murtad! Na’udzu billah! Tulisan ini bukanlah tuduhan bahwa bantuan non muslim kepada kaum muslimin adalah bentuk pemurtadan, bukan! Sekali lagi bukan! Tulisan ini adalah bentuk kekhawatiran bahwa kaum muslimin yang lemah imannya tertarik dengan akhlak non muslim dan akhirnya mempunyai kesimpulan bahwa agama mereka lebih baik dari agama Islam dan pada akhirnya pindah agama alias murtad, nau’dzu billah!
Ayo, kita buktikan bahwa kita sudah shalat karena sudah salam kanan-kiri!
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa
Foto : Unsplash