Kabar Terbaru

Teguran Dari Allah Kepada Nabi

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Mohon maaf, Pak Ustaz. Semoga Bapak berkenan berbagi ilmu kepada kami semua. Saya senang sekali membaca artikel-artikel dan konsultasi Islam.

Suatu ketika saya pernah membaca satu artikel Islam yang menurut saya sangat menarik. Artikel tersebut membahas bahwa Rasulullah SAW pernah ditegur oleh Allah karena bermuka masam kepada salah seorang sahabatnya yang buta matanya. Peristiwa tersebut terekam di dalam Al-Qur’an Surat Abasa.

Pertanyaan saya, apakah ada peristiwa serupa di dalam Al-Qur’an? maksud saya beberapa ayat lain di dalam Al-Qur’an yang intinya Nabi SAW ditegur oleh Allah agar menjadi pelajaran penting bagi umat beliau?

Demikian, Pak Ustaz dan terima kasih atas pencerahannya.

Wassalam.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Wr Wb.

Rasulullah SAW pernah ditegur oleh Allah? Ya, benar sekali. Tapi yang yang harus kita pahami bahwa teguran tersebut tidak bisa diartikan untuk merendahkan kedudukan beliau sebagai seorang rasul yang sangat mulia. Teguran dari Allah merupakan salah satu cara mendidik beliau dan umatnya agar syariat Islam mudah dipahami dan mudah diamalkan.

Masih ingatkah kita mengapa ada syariat sujud sahwi ketika kita lupa gerakan atau jumlah rakaat dalam salat? Awal disyariatkannya sujud sahwi adalah ketika Rasulullah SAW lupa jumlah rakaat yang akhirnya menyebabkan berkurangnya rakaat dalam salat. Dalam hal ini, lupanya Rasulullah merupakan kehendak Allah agar ada hikmah dibalik itu, yaitu syariat sujud sahwi.

Baik, kita kembali kepada pertanyaan Anda. Apakah ada ayat lainnya dalam Al-Qur’an yang dimaknai sebagai teguran Allah kepada Nabi-Nya? Ya, ada. Diantaranya:

  1. Q.S. Al-Qiyamah: 16-19, agar Nabi tidak cepat-cepat membaca Al-Qur’an.
  2. Q.S. Al-Ahzab: 37 mengenai bolehnya menikahi bekas istri dari anak angkat.
  3. Q.S. At-Tahrim: 1, mengenai larangan mengharamkan yang Allah halalkan (minum madu).

Dan ada beberapa ayat lainnya dalam Al-Qur’an.

Dari contoh 3 (ayat di atas), kami hanya sedikit menjelaskan satu ayat saja, yaitu Q.S. At-Tahrim ayat 1. Adapun dua ayat lainnya InsyaAllah kami bahas di lain kesempatan.

Q.S. At-Tahrim: 1

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ أَحَلَّ ٱللَّهُ لَكَ تَبْتَغِى مَرْضَاتَ أَزْوَٰجِكَ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.

“Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Apakah yang dilakukan Nabi SAW sehingga Allah menegur beliau secara halus dan penuh kasih sayang? Ada dua riwayat mengenai hal ini.

Riwayat pertama:

Al-Hafizh Ibn Katsir mengutip riwayat Ibn Jarir At-Thabari sebagai berikut:

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Abdur Rahim Al-Burfi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan, telah menceritakan kepadaku Zaid ibnu Aslam, bahwa Rasulullah Saw, menggauli ibu Ibrahim di rumah salah seorang istri beliau Saw. Maka istri beliau Saw. berkata, “Hai Rasulullah, teganya engkau melakukan itu di rumahku dan di atas ranjangku.” Maka Nabi Saw. mengharamkan ibu Ibrahim itu atas dirinya. Lalu istri beliau Saw. bertanya, “Hai Rasulullah, mengapa engkau haramkan atas dirimu hal yang halal bagimu?” Dan Nabi Saw. bersumpah kepada istrinya itu bahwa dia tidak akan menggauli budak perempuannya itu lagi. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya atas dirimu? (At-Tahrim: 1).[1]

Riwayat kedua:

Dan di dalam Kitabul Aiman dan Nuzur Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj, dari Ibnu Juraij yang mengatakan bahwa Ata mengira dirinya pernah mendengar Ubaid ibnu Umair mengatakan bahwa ia pernah mendengar Siti Aisyah bercerita bahwa Rasulullah Saw. dahulu suka tinggal di tempat Zainab binti Jahsy dan minum madu di rumahnya. Maka Aku (Aisyah dan Hafsah) mengadakan kesepakatan bahwa kepada siapa pun di antara kami berdua Nabi Saw. menggilirnya, hendaklah ia mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya aku mencium darimu bau magafir, engkau pasti telah makan magafir.’ Lalu Nabi Saw. menggilir salah seorang dari keduanya, maka istri yang digilirnya mengatakan kepadanya hal tersebut, lalu Nabi Saw. berkata kepadanya: Tidak, bahkan aku hanya minum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan aku tidak akan meminumnya lagi. Maka turunlah firman Allah Swt.: Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu? (At-Tahrim: 1) sampai dengan firman-Nya: Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan) (At-Tahrim: 4)  Kamu berdua ini ditujukan kepada Aisyah dan Hafsah. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafsah) suatu peristiwa (At-Tahnm: 3) ‘ Ini karena ada sabda Nabi Saw. yang mengatakan: Tidak, aku telah minum madu.[2]

Demikian dan semoga bermanfaat.

Wallahu A’lam.

Foto : Pexels

[1] Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim Libni Katsir, Dar Ibn Hazm, Beirut: 1420 H, Hal. 1891.
[2] Ibid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *