Kabar Terbaru

Tarawih Kilat Di Indonesia

Ramadhan, Ramadhan mubarok, Ramadhan kareem tarawih

Salat Tarawih merupakan salah satu salat sunah khusus dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Salat tarawih boleh dilakukan berjamaah (bahkan disunahkan) dan juga boleh sendirian.

Diantara keutamaan salat tarawih (Qiyamu Ramadan) adalah mendapakatkan ampunan dari Allah SWT sebagaimana hadis:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan salat pada malam bulan Ramadan (salat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu diampuni.” (HR.Muslim).

Jika melihat hadis di atas, maka beruntunglah orang yang mengerjakan salat tarawih karena dosa-dosanya diampuni Allah. Salah satu nikmat besar dari Allah adalah mendapakatkan ampunan-Nya. Rugi sekali dan bahaya sekali jika ada orang yang mati tapi dosanya tidak diampuni, na’udzubillah!

Salat tarawih sejatinya adalah salat yang dilakukan dengan tenang atau santai. Namanya juga tarawih, jama’ dari tarwihah. Salat ini dilakukan dengan santai karena memang jumlah rakaatnya yang terbilang cukup banyak. Di Indonesia, salat tarawih umumnya dilaksanakan berjamaah dengan jumlah 20 rakaat dan ada juga sebagian umat Islam yang mengerjakannya 8 (delapan) rakaat.

Walapun sejatinya salat ini dilakukan dengan santai dan tenang dan diselingi dengan istirahat sejenak setelah salam, tetap ada yang melaksanakannya dengan agak cepat. Biasanya, pertimbangannya adalah agar salat tersebut tidak berakhir terlalu larut malam, mengingat para jamaah sudah lelah berpuasa di siang hari dan esoknya harus bangun dini hari untuk sahur, salat subuh dan beraktifitas kembali, khususnya di daerah perkotaan yang memang penduduknya sibuk.

Jika melihat alasan atau pertimbangan di atas, maka salat tarawih yang dilaksanakan dengan “agak cepat” dalam arti durasinya tidak sama atau sedikit lebih cepat dari salat lima waktu, ya tentunya alasan tersebut bisa dikatakan wajar. Lalu bagaimana salat tarwih ‘agak cepat’ tersebut, apakah sah? Jawabannya adalah tetap sah apabila tidak ada rukun yang cacat atau rusak, diantaranya:

  • Rukun qalbi (niat) dilaksanakan dengan benar.
  • Rukun qaulinya benar seperti: takbiratul ihramnya benar, bacaan surat Al-fatihahnya benar (tidak ada yang cacat seperti panjang pendek, tasydid dan makharijul huruf yang tepat). Begitu juga dengan tahiyat akhir yang benar, salawat dalam tasyahud akhir  dan salam pertama.
  • Rukun fi’linya benar dan tidak cacat, seperti: berdiri jika mampu, ruku; I’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tahiyat akhir (kesemuanya itu harus disertakan dengan thuma’ninanh).

Jika salah satu rukun-rukun di atas ada yang cacat atau gagal atau rusak, maka sudah pasti salatnya tidak sah.

Lalu bagaimana dengan fenomena shalat tarawih 20 rakaat super kilat yang selesai hanya dalam 7 menit? Pertanyaan ini banyak muncul setiap Ramadan karena video beredar salat super kilat bak “burung pelatuk” itu juga selalu dimunculkan di tengah masyarakat. Lalu tegasnya bagaimana, sah kah? Jawabannya mudah, lihat kaidah di atas, Jika mereka yang melaksanakan salat tersebut merasa tidak ada rukun yang cacat, maka salat tersebut sah menurut mereka. Bagi yang menilai salat tersebut mustahil memenuhi rukun-rukun salat, ya jawabannnya tidak sah bagi yang menilainya.

Terlepas pro kontra mengenai salat tarawih “super jet”, sebaiknya kita melaksanakan salat tarawih dengan kecepatan wajar saja, tanpa mengurangi rukun dan aspek etika. Apa iya salat yang sengaja terburu-buru tanpa alasan mendesak dipandang elok dari segi adab? “Ini salat, Bro! Bukan lagi balapan MotoGp” kata si Encep kepada Mamat, temannya yang sangat mengidolakan imam yang shalat tarawehnya suka ngebut.

Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash
Baca Juga :
  1. Sedekah Takjil untuk Sesama, Apa ganjarannya untuk kita?
  2. Ramadan dan Kedermawanan Kita , Banyak bersedekah dibulan Ramadan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *