Mengakses medsos untuk upgrade informasi memang sangat efektif. Hampir semua informasi yang ingin kita dapatkan tersedia di medsos. Bahkan ketika kita tidak bermaksud mencari informasi tertentu, terkadang informasi itu muncul secara tidak sengaja di beranda kita.
Yang sampai saat ini masih naik daun adalah reels. Biasanya, reels muncul karena seringnya kita menonton tema-tema spesifik. Misalnya bagi pengguna yang suka dengan reels agama, maka tampilan video-video singkat akan muncul. Mulai dari potongan video penceramah terkenal, baru terkenal dan yang sengaja diviralkan oleh akun tertentu agar terkenal.
Ngaji via reels tidak sepenuhnya salah sih, tapi kehati-hatian dan berpikir kritis harus dimaksimalkan. Tidak jarang muncul reels konten agama tapi sangat menyesatkan. Mungkin bagi pengguna yang masih awam, konten tersebut dianggap sangat bagus dan mencerahkan. Terlebih sang pemateri dalam video itu menarasikan bahwa kajian yang disampaikannya merupakan kajian tingkat tinggi yang jarang disampaikan para ulama. Wal Iyadzu Billah!
Penulis bukan bermaksud memperkeruh suasana. Kasus seperti ini ada dan nyata. Penulis sedikit memaparkan bagaimana sebuah reels menyesatkan yang tidak sengaja lewat di beranda.. Video singkat memvisualkan bahwa seorang penceramah yang sedang mengisi kajian mengkritik cara pandang umat islam terhadap penafsiran Al-Qur’an yang dianggap sangat “cetek”. Sang penceramah mengatakan bahwa kata Al-Qariah di salah satu surat dalam Al-Qur’an bukanlah diartikan hari kiamat. Tapi yang benar menurutnya, Al-Qariah artinya adalah pembaca perempuan! Dalam video tersebut, sang penceramah KW tersebut mengajak jamaahnya agar mampu menjadi individu yang mahir untuk membaca amal perbuatan dalam kehidupan!
Pandangan penceramah KW tersebut menunjukan kebodohan yang sangat nyata. Ternyata dia tidak mengerti bahasa Arab. Untuk membantah pandangan “gila”nya ini tidak perlu profesor bidang bahasa Arab atau tafsir. Siswa Ibtidaiyah kelas V juga bisa membantahnya.
Penceramah KW ini ada saja pembelanya. Jika kita lihat kolom komentar pada reels dimaksud, para pembelanya akan bereksi ketika ada komentar yang mencoba meluruskan sang penceramah. Para pembela biasanya mengatakan bahwa orang yang tidak setuju dengan penyampaian penceramah KW tersebut adalah orang yang masih awam dan belum sampai maqamnya untuk memahami kajian tingkat tinggi ini!
Penulis mengingatkan kepada kita semua agar lebih kritis untuk menelaah reels yang bertemakan kajian agama. Jika terdapat hal-hal yang membuat kita ragu akan kebenarannya, maka hendaklah bertanya kepada para ulama. Simak firman Allah berikut:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ.
“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. An-Nahl: 43).
Jika motor atau mobil kita rusak, jangan bertanya atau minta dibetulkan kepada Ustaz atau kiai. Ustaz atau kiai adalah tempat bertanya kita untuk masalah-masalah agama. Ayo, tanya kiaimu!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik