Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Mohon maaf Bapak/Ibu Ustadz/ustadzah yang saya hormati. Apakah benar jika seorang salah membaca Al-Qur’an dia berdosa? Jika memang demikian, inilah yang membuat saya takut membaca Al-Qur’an, dan sepintas saya pernah baca terjemah hadis yang intinya banyak orang yang baca Al-Qur’an tapi Al-Qur’an itu sendiri justru melaknatnya. Mohon penjelasannya dan terima kasih.
Wassalam.
Jawaban :
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya. Terlebih jika mengerti maknanya lalu mengamalkan isinya. Membaca Al-Qur’an memang harus dengan tartil, sesuai dengan yang Allah perintahkan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzzammil : 4 sebagai berikut :
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا
“Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
Apa itu tartil ? Mudahnya, tartil itu adalah membaca dengan perlahan, penuh penghayatan dan renungan (tadabbur) dan tajwid yang baik.
Karena Al-Qur’an adalah Kalamullah dan merupakan kitab suci, maka cara membacanya pun mempunyai tata cara khusus, teriwayatkan dan dengan adab terbaik. Artinya, orang dituntut sebaik mungkin dan semaksimal mungkin ketika dia membaca Al-Qur’an.
Lalu bagaimana jika salah dalam membaca Al-Qur’an? Bukankan salah membaca bisa mengakibatkan salah makna? Ya tentu saja begitu. Lalu berdosakah pembacanya ? jawabnya tergantung, sengaja atau tidak ? Jika ia salah karena kesengajaannya, misalnya malas membaca dengan tajwid karena dirasa lama dalam membaca, tentu ia berdosa. Ia malas berdisiplin panjang pendek dan malas mengucapkan huruf dengan benar misalnya, ya ini yang disebut berdosa. Ia melakukan itu dengan sengaja.
Lalu bagaimana bagi orang yang baru belajar ? Yang namanya belajar pasti ada salahnya. Dalam hal ini ada rukhshah (dispensasi). Tapi ingat, kesalahan tersebut bukan karena disengaja. Bagaimana bisa dikatakan berdosa jika Rasulullah bersabda dalam hadisnya bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata tetap mendapatkan dua pahala, hadisnya shahih kok ! Oleh karena itu setiap muslim harus mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin agar membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid. Semakin baik membacanya, maka semakin besar pula pahalanya. Intinya, selama kesalahan membacanya bukan karena kesengajaan, maka pembaca tersebut tidak berdosa.
Mengenai hadis yang Anda singgung, memang nyata adanya, dan itu sudah sangat masyhur di kalangan praktisi Al-Qur’an. hadis yang dimaksud adalah hadis mauquf yang dinisbatkan kepada Sahabat Anas Bin Malik RA walapun ada sebagian ulama yang mempermasalahkan keshahihannya, sebagai berikut :
رُبَّ قارئٍ للقرآن والقرآن يلعنه
“Banyak pembaca Al-Qur’an tetapi ia dilaknat oleh Al-Qur’an itu sendiri.”
Mengenai makna hadis di atas, para ulama berbeda pendapat, diantaranya :
- Mereka yang membaca dan mengerti makna Al-Qur’an tapi kesehariannya bertentangan dengan isi Al-Qur’an.
- Menjadikan Al-Qur’an hanya untuk ladang bisnis semata, tidak ada sedikitpun niat dakwah.
- Membaca Al-Qur’an secara sembarangan, tidak memerdulikan tata cara yang benar sesuai kaidah tajwid.
- Dan lain-lain.
Kami sarankan kepada seluruh umat Islam agar bersungguh-sungguh mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik. Bagi yang belum bisa sebaiknya cepat belajar dan tidak ada istilah “telat belajar”. Orang yang tidak mau belajar membaca Al-Qur’an tidak akan pernah bisa membacanya selama-lamanya hatta masuk liang tanah berukuran 1,2 x 2,2 m. Jangan malu untuk belajar ! Rugi sekali jika sampai mati tidak bisa membaca Al-Qur’an.
Bagi yang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, jangan malas membaca Al-Qur’an ! Selain banyak pahala, bacaan Al-Qur’an itu energi, obat hati dan jasmani, berkah dan penuh rahmat. Terangi rumah kalian dengan bacaan Al-Qur’an dan jangan sepi seperti kuburan ! Jangan sampai rumah kalian lebih dominan dengan suara musik dan HP dibanding bacaan Al-Qur’an. Rumah yang sering dibacakan Al-Qur’an akan dipenuhi malaikat dan terasa lapang walaupun sejatinya adalah rumah kontrakan petakan kecil ! Rumah yang hampir tidak pernah ada suara Al-Quran akan banyak dihuni oleh syaithan dan membuat sempit hati penghuninya walapun rumahnya sebesar istana !
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa.
Foto: Unsplash