Jika kita membuka lembaran sejarah peperangan pada masa Rasulullah, sahabat dan tabi’in melawan musuh-musuh Islam, tentu membuat kagum siapa saja. Dari banyaknya peperangan, kaum muslimin jarang sekali mengalami kekalahan. Faktor kemenangan tersebut titik beratnya bukan karena hebatnya strategi atau jumlah pasukan dan alat tempur. Kemenangan tersebut merupakan pertolongan dari Allah kepada kaum muslimin karena keikhlasan, ketulusan, dan kesabaran mereka berjihad fi sabilillah.
Tujuan mereka berperang karena berjihad. Mereka tidak mau Islam punah dan direndahkan oleh mereka yang mencoba menghancurkannya. Pelajari saja sejarah perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Tabuk dan lain-lain.
Jihad merupakan perintah dari Allah dan Rasulnya. Jika selamat dari perang dan tetap hidup, maka mereka hidup di atas kemuliaan. Jika mereka mati dalam peperangan, tentu mereka bergelar syuhada. Dan inilah cita-cita mereka. Jadi, perang bukanlah beban bagi mereka. Bagi kaum muslimin, jihad merupakan panggilan suci dari Allah . Firman Allah SWT:
“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 41).
Jihad menjadi spirit perjuangan bagi orang Islam dimana pun dia berada. Tengoklah sejarah perjuangan dan jihad para pahlawan di negeri kita di zaman penjajahan. Perjuangan kemerdekaan RI didominasi oleh para ulama, kyai, santri dan kaum muslimin.
Untuk konteks sekarang, jihad fisik masih terjadi di bumi para nabi. Sudah sejak lama kaum muslimin di Palestina mempertahankan tanah mereka dari penjajahan zionis Israel la’natullahi alaihim. Ribuan rakyat Palestina mati sebagai syuhada.
Kaum barbar zionis Israel tidak henti-hentinya melakukan genosida terhadap kaum muslimin Palestina. Bahkan tidak sedikit negara pro Israel yang terang-terangan mendukung tindakan barbar tersebut.
Berbagai agresi dan tekanan terhadap Palestina yang dilakukan Israel semakin menggila akhir-akhir ini. Mereka secara terang-terangan akan berusaha terus untuk membunuh para wanita, anak-anak, para pejuang dan siapa saja yang membela Palestina. Mereka tidak lagi ragu untuk merudal rumah sakit dan kamp-kamp pengungsian sipil.
Lihatlah semangat jihad rakyat Palestina yang tidak pernah berhenti. Lihatlah tangis haru seorang ibu yang mendapati semua anak-anaknya gugur sebagai syuhada. Lihatlah anak-anak kecil Palestina yang sangat bangga memeluk jenazah ayah mereka yang gugur sebagai syuhada karena ditembak oleh tentara Israel.
Mereka rakyat palestina tentu sedih dengan keadaan mereka dari dulu hingga saat ini. Tapi mereka tidak patah semangat. Sering kita dengar kata-kata menggertakan hati yang mereka ucapkan, “Rumah kami, harta kami, anak-anak kami bisa hilang dan musnah karena agresi Israel, tapi wallah! Iman kami tidak akan pernah musnah dari negeri ini!.
Inilah yang membuat orang-orang non muslim terutama di Eropa heran terhadap kaum muslimin di Palestina. Mereka bertanya-tanya, apakah yang membuat kaum muslimin begitu tegar menghadapi musibah yang menimpa mereka.
Setelah mereka menganalisa, mereka kaum non muslim baru menyadari dan mengetahui kekuatan rakyat Palestina. Ternyata selama ini, mereka mempunyai semangat jihad dan syahid menjadi pilihan utama. Pantaslah kaum muslimin Palestina tidak takut dengan kematian atau apapun yang menimpa mereka.
Berlandaskan rasa kagum dan takjub, maka tidak sedikit kaum non musliimin khususnya bangsa Eropa sangat tertarik dan antusis mempelajari Islam dan menemukan kebenaran dalam Islam. Dan tentunya, sangat banyak dari mereka yang masuk islam dengan sukarela dan penuh kesadaran.
Kaum muslimin di dunia, khusunya di Indonesia hendaklah membantu jihad rakyat Palestina. Jika tidak bisa dengan terjun langsung berjuang, bisa membantu dengan penggalangan dana. Jika masih belum mampu juga, doakanlah mereka, terutama melakukan qunut nazilah di setiap salat lima waktu. Janganlah menjadi “Yahudi Pesek” yang bisanya hanya nyinyir kepada orang yang pro Palestina.
Dan tentunya, syahid bukanlah doktrin. Syahid hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang mau mempertahankan keimanan dan kedaulatan negara dari penjajahan kaum barbar. Syahid diartikan doktrin hanya terjadi pada suatu kelompok ekstrim yang menafsirkan jihad secara serampangan dan memperalat kaum muda untuk kepentingan kelompok tersebut.