Yunani – Saya berkesempatan untuk silaturrahim ke rumah Syekh Na’im al-Mashry pada Ahad (12/7). Beliau adalah ketua Moslem Association di Athena. Saya silaturrahim ke rumah bersama salah seorang staff KBRI yang bernama Pak Iwan, dan beberapa orang masyarakat Indonesia yang sudah kenal lebih dahulu dengan syekh Na’im.
Perkenalan Syekh Na’im dengan masyarakat Indonesia di Athena berawal dari aktivitas Syekh Na’im yang menjadi pemandu ibadah haji melalui Yunani. Bagi masyarakat Indonesia yang sudah memiliki izin tinggal maka bisa mendaftarkan ibadah haji melaui beliau. Hingga saat ini, para pendaftar tidak perlu antri untuk pergi ke Baitullah sebagaimana di Indonesia.
Syekh Na’im sendiri sudah kurang lebih 40 tahun tinggal di Athena. Awal beliau datang ke Athena sekitar tahun 1960-an, hampir tidak ada orang Greek yang mengenal Islam. Tetapi Alhamdulillah saat ini tahun 2017, hampir 25% penduduk Athena adalah Muslim yang berasal dari berbagai Negara, dengan total jumlah sekitar 700.000 dari 4 juta penduduk Athena. Dari orang Greek sendiri, ada sekitar 10.000 orang yang memeluk agama Islam. Dari kurang lebih perjalanan 40 tahun di Athena, beliau menyebutkan bahwa Islam yazid wa la yanqush; Islam terus bertambah dan tidak berkurang. Beliau juga menceritakan bahwa pada hari Sabtu tgl 10 Juni 2017, ada seorang muallaf yang menyatakan keislamannya dari masyarakat Greek. Bahkan beliau berbuka puasa di rumah muallaf tersebut. dan beberapa hari ke depan, tepatnya pada tanggal 20 Juni 2017, ada seorang WN Yunani yang akan datang ke rumah beliau untuk menyatakan keislamannya. Orang tersebut tinggal kurang lebih 600 km dari Athena.
Syekh Na’im menikah dengan 2 orang istri, dan kedua-duanya adalah orang Greek yang memeluk agama Islam. Dari istri pertama, beliau dikarunia 6 orang anak, dan mayoritas sudah berkeluarga dan hidup mandiri. Adapun dari istri keduanya, beliau dikarunia 2 orang anak yang masih berusia belasan tahun.
Ketika saya bertanya tentang bagaimana beliau mendakwahkan Islam, Syekh Na’im menjelaskan bahwa tersebarnya Islam hanya melalui mu’amalah; interaksi sosial dengan mereka. Hampir tidak ada kesempatan untuk menyampaikan ajaran Islam kepada mereka, karena memang aktivitas tersebut dilarang di negeri ini. Kesempatan lain yang beliau gunakan untuk memperkenalkan Islam adalah ketika beliau diundang oleh media elektronik untuk wawancara atau talk show. Biasanya beliau diundang oleh televise setempat ketika ada peristiwa-peristiwa terorisme yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di Eropa. Pada saat itulah, beliau berkesempatan untuk menyampaikan Islam yang sebenarnya.
Di antara fakta yang beliau sampaikan kepada masyarakat Greek adalah bahwa fakta sejarah pertumpahan darah yang berjumlah besar di dunia, tidak ada yang dilakukan oleh seorang Muslim. Sejak Perang Dunia I dan II, di mana korban meninggal dunia tidak terhitung jumlahnya, bukan dilakukan oleh seorang Muslim. Jatuhnya korban di Iraq, Lybia, Afghanistan, Myanmar, dan di berbagai belahan dunia yang lain, justru dilakukan oleh orang-orang non-Muslim. Dari beberapa peristiwa tersebut, justru umat Islam yang menjadi korban dan jumlahnya sangat besar. Penjajahan yang tidak pernah henti dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, juga tak pernah berdampak pada penyebutan Israel sebagai Negara teroris.
Di samping itu beliau juga mengungkapkan bahwa peperangan dalam Islam pun ada etikanya. Di dalam peperangan ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Misalnya, anak-anak dan perempuan tidak boleh dibunuh dalam peperangan. Hanya tentara yang menjadi target penyerangan. Bahkan pepohonan tidak boleh ditebang, sawah-sawah tidak boleh dibakar, begitu seterusnya. Itulah hakikat ajaran Islam.
Syekh Na’im juga bercerita tentang fenomena sebagian umat Islam di Athena yang kurang perhatian terhadap agamanya, karena memang mereka sibuk dengan kegiatan ekonominya. Terutama sejak tahun 1990-an negeri ini terkena krisis moneter, bahkan Negara ini disebut sebagai Negara bangrut. Para imigran Muslim dari beberapa Negara sebenarnya jumlah mereka sangat banyak, tetapi mereka seperti buih di lautan, tidak memberikan makna yang banyak. Syekh Na’im menyebut mereka sepereti Ghutsa>’ .
Hal menarik lain dari silturrahim bersama Syekh Na’im adalah cerita beliau tentang adanya semua buah yang disebutkan di dalam al-Qur’an. Di antaranya adalah Buah Tin, Zaitun, Delima, Kurma, dan Anggur.
Terkait dengan janji pembangunan masjid secara legal oleh pemerintah, menurut Syekh Na’im bahwa hal itu perkara sederhana. Hal itu tinggal masalah waktu. Cepat atau lambat, bahwa masjid Itu akan ada di Athena. (Ust. Abdul Ghoni, Dai Ambassador Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) – Yunani)