Siapakah makhluk yang paling dicintai Allah? Ya, siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad Rasulullah SAW? Dialah nabi penutup para nabi dan rasul. Namanya bersanding dengan Nama Allah, sebagaimana firman Allah SWT:
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
“Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.” (Q.S. As-Syarh: 4).
Satu-satunya nama makhluk di seluruh alam ini yang paling banyak disebut namanya adalah Muhammad SAW. Dimana nama Allah disebut, maka disebut pula nama Muhammad SAW.
Orang yang mau masuk Islam harus bersyahadat agar diterima keislamannya. Kalimat syahadat tentu menyebut nama Muhammad SAW. Shalat apapun, baik wajib maupun sunah, tidak akan pernah menjadi sah jika nama Muhammad SAW tidak disebut. Begitu juga dengan khotbah jumat, tidak akan dianggap sah jika dalam khotbah tersebut khatib tidak bershalawat kepada baginda Muhammad Rasulullah SAW.
Rasulullah adalah Nabiyurrahmah, nabi yang sangat penyayang kepada seluruh umatnya. Tidak ada yang dapat menandingi kelembutan dan kasih sayang beliau SAW. Ada satu hadis yang mengisyaratkan begitu sayangnya beliau kepada umatnya, terutama kepada kita yang belum pernah bertemu beliau secara fisik, sebagai berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ طُوبَى لِمَنْ رَآكَ وَآمَنَ بِكَ قَالَ طُوبَى لِمَنْ رَآنِي وَآمَنَ بِي ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي قَالَ لَهُ رَجُلٌ وَمَا طُوبَى قَالَ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ مَسِيرَةُ مِائَةِ عَامٍ ثِيَابُ أَهْلِ الْجَنَّةِ تَخْرُجُ مِنْ أَكْمَامِهَا
Dari Abu Said Al-Khudri RA, dari Rasulullah SAW, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepadanya: Ya Rasulallah, beruntunglah bagi orang yang melihatmu dan yang beriman kepadamu, Beliau menjawab. Beruntunglah orang yang melihatku dan beriman kepadaku, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah bagi orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak melihatku. Berkata kepadanya seorang laki-laki. Apa keberuntungan itu. Nabi menjawab. Satu pohon di surga seratus tahun perjalanan ahli surga, barulah ia keluar dari naungannya. (HR. Ahmad).
Masih adakah bukti lain bahwa Nabi kita Muhammad SAW sangat menyayangi umatnya? Ada, ini hadisnya:
عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُيِّرْتُ بَيْنَ الشَّفَاعَةِ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ لِأَنَّهَا أَعَمُّ وَأَكْفَى أَتُرَوْنَهَا لِلْمُتَّقِينَ لَا وَلَكِنَّهَا لِلْمُذْنِبِينَ الْخَطَّائِينَ الْمُتَلَوِّثِينَ
Dari Abu Musa Al Asy’ari RA dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Saya diperintahkan untuk memilih antara setengah ummatku akan di masukkan ke surga dengan di beri syafa’at, maka saya memilih syafa’at, karena sesungguhnya syafa’at lebih mencakup dan lebih mencukupi, bagaimana pendapat kalian, apakah ia hanya di berikan kepada orang-orang yang bertakwa saja? Tidak, akan tetapi ia di berikan juga terhadap orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang banyak kesalahan.” (HR. Ibn Majah).
Tentu masih sangat banyak hadis lainnya yang membuktikan begitu besar cinta beliau kepada kita.
Cinta harus dibalas cinta! Sebagai umat Rasulullah yang baik tentunya kita juga sangat mencintai beliau. Kita hanya bisa bertemu beliau melalui mimpi ketika kita masih hidup. Dan tentunya kita akan bertemu beliau di surga, InsyaAllah.
Karena tidak pernah bertemu secara fisik, yang ada hanya rindu di dada. Jangan ditanya seberapa besar kerinduan kita kepada Rasulullah. Kita hanya bisa menikmati keindahan dan kelembutan beliau melalui hadis-hadis dan sirah beliau.
Saat ini, bukti kerinduan mendalam kita hanya bisa kita nyatakan dengan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Selain bertakwa, kerinduan kita bisa disampaikan langsung kepada beliau. Bagaimana caranya? Bershalawatlah dengan penuh cinta dan kerinduan! Yakinlah bahwa shalawat cinta dan kerinduan kita akan tersampaikan! Cinta kita kepada beliau tidak mungkin bertepuk sebelah tangan. bahkan beliau membalas cinta kita berlipat-lipat.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل سَيِّدِنَا إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan keluarga pemimpin kami Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi pemimpin kami Nabi Muhammad dan bagi keluarga pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi pemimpin kami Nabi Ibrahim dan bagi keluarga pemimpin kami Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
Wallahu A’lam.