Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Semoga Pak Ustaz selalu dalam keadaan sehat, aamiin.
Berhubung hampir seluruh wilayah Indonesia masih mengalami kemarau sampai saat ini, saya ingin bertanya masalah salat meminta hujan.
Ketika saya berbincang dengan ibu saya mengenai tata cara salat istisqa’ ibu saya mengatakan bahwa kita dianjurkan membawa serta orang tua renta dan hewan ternak kita ke lapangan. Mengenai hal ini jujur saya baru mendengarnya dan agak aneh menurut saya.
Pertanyaan saya, bagaimana tata cara salat minta hujan (istisqa) yang benar?
Demikian, Pak Ustaz.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam wr wb.
Baiklah, berikut kami berikan tata cara salat istisqa berdasarkan keterangan yang kami peroleh dari kitab Fath Al-Qarib sebagai berikut:
- Disnunahkan bagi Imam dan jamaah berpuasa tiga hari sebelum melaksanakan salat istisqa. Artinya salat istisqa dilaksanakan pada hari keempat saat puasa sunah.
- Sebelum salat dilaksanakan, para jamaah diminta untuk beristigfar dan bertaubat kepada Allah, memperbanyak dzikr dan sedekah.
- Salat dilaksanakan dengan mengenakan pakaian sehari-hari dan tidak dianjurkan memakai wewangian.
- Berangkat menuju tempat salat dengan membawa serta orang-orang lanjut usia, anak-anak kecil dan binatang ternak. Hal ini dimaksudkan agar Allah iba dengan kita dan mengabulkan doa
- Salat istisqa dilakukan dua rakaat berjamaah. Pelaksanaanya sama persis seperti pelaksanaan sholat dua hari raya di dalam tata caranya, mulai dari bacaan iftitah, ta’awudz, bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama, dan bacaan takbir lima kali di rakaat kedua seraya mengangkat kedua tangan.
- Kemudian seorang imam disunahkan melaksanakan dua khutbah seperti dua khutbah salat dua hari raya di dalam rukun-rukunnya dan yang lainnya.
- Imam atau khatib membaca istighfar kepada Allah Swt di dalam kedua khotbah sebagai ganti dari bacaan takbir di awal keduanya di dalam khotbah dua hari raya. Maka seorang imam atau khatib memulai khotbah pertama dengan bacaan istighfar sembilan kali dan memulai khutbah kedua dengan istighfar tujuh kali.
- Imam atau khatib hendaknya membalik selendangnya. Maka ia memindah bagian kanan ke bagian kiri dan bagian atas ke bagian bawah. Dan seluruh jamaah juga membalik selendangnya seperti cara membalik yang dilakukan oleh khatib.
- Seorang khatib hendaknya memperbanyak doa baik dengan suara pelan ataupun keras. Ketika khatib memelankan suara, maka para jama’ah juga berdoa dengan memelankan suara. Dan ketika khatib mengeraskan suara, maka para jamaah mengamini doa sang khatib.
- Khatib memmperbanyak istighfar dan membaca doa meminta hujan.
Demikian.
Wallahu A’lam
Foto : Unsplash