Muhammad telah menyelamatkan dunia dengan dakwahnya
Dengan petunjuknya kita memperoleh ketenteraman anugerah
Jika bukan karena beliau, Abu Jahal akan terus menyesatkan kita
Dan darah-darah akan tetap tertumpah dengan sia-sia
– Walid al-A’zhami-
Alkisah antara Rasulullah Saw dan seorang lelaki buta bernama Abdullah bin Ummu Maktum. Kala itu Rasulullah sedang mendakwahi tokoh-tokoh besar dari kaumnya, kemudian datanglah lelaki buta itu dan berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku apa-apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.” Mendapati kedatangan Ibnu Ummu Maktum di saat seperti itu, dada beliau menjadi terasa sempit, lantaran beliau hanya ingin mengkhususkan waktu itu untuk berdakwah kepada orang-orang tersebut. Maka beliau pun mengabaikannya.
Akan tetapi, segera saja setelah drama itu berlalu, Allah Swt menegur beliau langsung dari langit kepada hati Nabi Muhammad Saw melalui lisan Jibril ‘alaihisalam ssebagai firman yang saat ini kita ketahui terada pada surat Abasa ayat satu sampai dengan sepuluh.
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya ? adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya.”
Baca Juga: Investasi Cerdas, Inspirasi Insklusif Nabi Yusuf (Bagian 1)
Hal itu, Allah menyaksikannya sebagai sebuah pengabaian. Walau maksud hati Nabi Muhammad Saw ia kiranya sedang disibukkan dengan urusan lain yang lebih penting. Oleh karena Dia yang Maha Mengetahui, Dia ingatkan dan didik Rasulullah Saw bahwa semua manusia itu sama. Maka kesalahan beliau pun menjadi sumur hikmah bagi umatnya.
Hari ini, kita diingatkan kembali untuk meninjau ulang siapa kita dan siapa suri tauladan kita. Agar kelak kita dapat mempersiapkan metode terbaik dalam membangun generasi muda Islam menjadi pribadi tangguh lagi kaafah. Dan supaya anak-anak kita tidak akan mencari-cari teladan kepada selain beliau.
(M. Azzam/Cordofa)
One thought on “Serial Sang Pendakwah Agung: Ini Loh Nabi Muhammad Saw (2)”