Dai artinya penyeru atau pengajak. Dalam konteks dakwah, dai adalah orang yang tugasnya mengajak orang lain agar menjalankan ajaran Islam. Bukan hanya mengajak, dai juga berupaya agar orang yang didakwahinya mengalami perubahan positif.
Yang namanya mengajak tentu harus dengan cara menarik. Mengajak itu perlu keterampilan yang mumpuni. Mengajak harus ada usaha mempengaruhi agar yang diajak mau mengikuti ajakannya. Lihatlah seorang salesman yang begitu gigih ketika menjual atau memasarkan sebuah produk. Bahkan untuk mendukung usahanya, seorang salesman terkadang berdandan layaknya eksekutif muda. Jika salesman saja begitu keras usahanya, apalagi seorang dai yang jelas-jelas mengajak orang agar mau beribadah dan beragama dengan maksimal.
Namun untuk zaman yang penuh perkembangan saat ini, seorang dai bukan hanya dituntut kecapakapan di bidang keagamaan saja. Karena dai dalam kesehariannya wajib berbaur dengan masyarakat, maka sang dai juga dituntut peka terhadap kebutuhan masyarakat dan mampu memberikan kontribusi nyata. Islam bukan hanya bicara melulu syariat, etika dan dogma saja. Islam juga berbicara masalah sosial, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Seorang dai diharapkan mampu menyentuh semua sisi tersebut.
Untuk menjawab tantangan di atas, Dompet Dhuafa menghadirkan Sekolah Dai Pemberdaya angkatan ke-6 yang berlokasi di Kupang, NTT. Kegiatan ini digelar selama 10 hari sebelum peserta dikirim ke tengah masyarakat untuk menjalankan program Dompet Dhuafa. Sekolah ini menggembleng para dai untuk melaksanakan pemberdayaan di bidang agama, sosial, dan ekonomi masyarakat. Sekolah ini memang sangat dibutuhkan untuk para dai yang nantinya langsung berhadapan dan berbaur dengan masyarakat. Permasalahan sosial dalam kehidupan masyarakat tentu sangat beragam dan para dai harus mampu berjuang bersama masyarakat dalam mengatasinya.
Kita tentu teringat bagaimana Rasulullah SAW membangun Madinah pasca hijrah. Dari peristiwa inilah para dai harus mampu menggali hikmah baik yang nampak maupun yang belum tergali. Di sinilah para dai membutuhkan kesabaran, mental yang kuat, smart dan sikap humanis secara maksimal. Jika nantinya para dai belum maksimal seutuhnya, namun paling tidak sudah berusaha maksimal menjadi dai terbaik dan luar biasa tentunya !
Semoga Sekolah Dai Pemberdaya ini terus berlanjut dan mencetak para dai luar biasa dari generai ke generasi. Semoga program ini dapat menjangkau seluruh pelosok Tanah Air. Semoga para dai yang diutus oleh Sekolah Dai Pemberdaya benar-benar mampu menjadi Dai Luar Biasa yang mampu berkontribusi bagi masyarakat secara maksimal dan nyata, aamiin.
Tim Cordofa