Kabar Terbaru

Sehebat-hebatnya Teknologi, Masih Kalah Sama Doa!

Teknologi sangat penting untuk kemajuan umat. Berbagai manfaat dan kemudahan tentu bisa diperoleh melalui kemajuan teknologi. Teknologi ibarat pisau, bisa digunakan untuk kebaikan dan juga sebaliknya, bisa menumpuk dosa jika digunakan untuk maksiat!

To the point! Untuk mengimbangi rohani dan kemajuan teknologi, tulisan ini hanya sebatas mengingatkan kita bahwa do’a tidak boleh ditinggalkan walaupun zaman dan teknologi semakin maju. Semakin maju teknologi, semakin giat ibadah dan semakin merasa rendah di hadapan Allah. Doa adalah satu amalan yang menunjukkan bahwa manusia tetaplah membutuhkan Tuhan, tidak bergantung kepada Mbah Google!

Masih ingat kisah Nabi Sulaiman AS ketika menawarkan siapa saja dari umatnya yang mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis? Kisah tersebut Allah abadikan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

قَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ أَيُّكُمْ يَأْتِينِى بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِى مُسْلِمِينَ

“Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” (Q.S. An-Naml: 38).”

Memindahkan singgasana? Apa mungkin? Seberapa beratkah singgasananya? Berapa jarak antara kerajaan Sulaiman dan Bilqis? Bagaimana caranya memindahkan singgasana tersebut tanpa sepengetahuan Bilqis? Jangankan sembunyi-sembunyi, terang-terangan aja susah. Saat itu belum ada jasa kirim paket!

Seperti apa singgasana Bilqis? Mari kita akses penjelasan Al-Hafizh Ibn Katsir Ad-Dimasyqi dalam kitab tafsirnya sebagai berikut :

“Singgasana tempat duduknya sangat besar dihiasi dengan emas dan berbagai macam batu permata dan mutiara. Zuhair ibnu Muhammad mengatakan bahwa singgasana Balqis terbuat dari emas, sedangkan bagian permukaannya dihiasi dengan batu yaqut dan zabarjad, panjangnya delapan puluh hasta[1] dan lebarnya empat puluh hasta. Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, singgasana Balqis terbuat dari emas yang dihiasi dengan batu yaqut, zabarjad, serta mutiara; dan sesungguh­nya yang melayaninya hanyalah wanita, semuanya berjumlah enam ratus orang yang khusus melayaninya.”

“Ahli sejarah mengatakan bahwa singgasana Ratu Balqis itu berada di dalam sebuah istana yang sangat besar, kokoh bangunannya lagi tinggi dan megah. Di dalam istana itu terdapat tiga ratus enam puluh jendela di sebelah timurnya, dan di sebelah baratnya terdapat pula jumlah jendela yang sama. Bangunan istananya dibangun sedemikian rupa agar sinar matahari setiap harinya masuk dari jendelanya, begitu pula disaat hendak terbenam, lalu mereka bersujud kepada matahari di setiap pagi dan petangnya.”[2]

Bukan hanya besar, singgasana itu disimpan di tempat yang sangat tersembunyi agar tidak dirampas saat ia menghadap Sulaiman AS. Menurut riwayat singgana sana Bilqis disimpan dengan pengamanan 7 lapis pintu. Wallahu A’lam.

Lalu siapa yang  menyanggupi tawaran Nabi Sulaiman tersebut?

Allah berfirman :

“’Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”

“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Q.S. An-Naml: 39-40).

Ayat di atas mengisahkan bahwa ternyata yang mampu memindahkan singgasana Bilqis dengan cara paling cepat adalah seorang yang mempunyai ilmu tinggi, bukan Ifrit! Disinilah bukti bahwa manusia lebih baik dari jin. Tapi sayangnya, manusia merendadahkan dirinya dengan cara bersekutu dengan jin untuk memperoleh syahwat keduniaan berupa kekayaan, jabatan, pelet, santet dan hal lainnya.

Siapakah orang tersebut? Al-Hafizh Al-Baghawi dalam kitab tafsirnya meriwayatkan bahwa menurut jumhur mufassir, orang tersebut bernama Ashif Ibn Barkhiya. Dia adalah hamba Allah dari kalangan “shiddiqiin” yang mengetahui Nama Allah Yang Maha Mulia yang apabila ia berdoa melalui nama-Nya, maka Allah mengabulkan doanya. Dan benarnya saja. Ketika Ashif Ibn barkhiya berdoa, Allah mengabulkan permintaannya dengan berpindahnya singgasana Bilqis ke istana Sulaiman. Singgasana itu melewati bawah tanah secepat kedipan mata. Jarak istana Sulaiman dengan istana Balqis adalah dua bulan perjalanan.[3]

Dus! Teleportasi sudah ada di zaman Nabi Sulaiman. Untuk zaman sekarang ini, teknologi teleportasi betulan belum ada. Apakah 16 tahun lagi baru ada? 100 tahun, 1000 tahun? Teleportasi di zaman Nabi Sulaiman yang terjadi ribuan tahun lalu itu terwujudkan hanya dengan doa. Dengan demikian, sepakatkah Anda jika teknologi masih kalah dengan doa? “Kalo saye sih ude pasti sepakat!” kata Kong Ali kepada cucunya, Malih ketika tulisan ini disodorkan kepadanya. Anda sepakat dengan Kong Ali?

Wallahu A’lam.

Tim Cordofa


[1] Satu hasta- 45 cm
[2] Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, Ismail Ibn Katsir Ad-Dimasyqi, Muassasah Qurtubah, Kairo: 1421 H/2000 M, Juz 10, hal. 401
[3] Lihat Tafsir Al-Baghawi Ma’alim At-Tanzil, Al-Husain Ibn Mas’ud Al-baghawi, Dar Thaibah, Riyadh: 1411 H, Juz 6hal. 164

 

Foto : Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *