Ibadah Haji dan Umrah merupakan amalan istimewa yang tidak bisa semua orang menjalankannya. Karena tidak semuanya mampu, maka rukun Islam terakhir itu wajib dijalankan bagi orang yang mempunyai istitha’ah (kemampuan).
Tidak sedikit orang yang sebenarnya sudah dalam kondisi mampu berhaji, namun tidak ada sedikitpun kemauan berhaji. Orang yang modelnya seperti ini, Rasulullah menawarkan kepadanya untuk memilih mati dalam keadaan yahudi atau nasrani.
Ada juga orang yang hobi pelesiran atau traveling ke luar negeri, bahkan nyaris hampir semua negara di dunia sudah dia injak, namun tidak ada sedkitpun keinginan untuk berhaji. Untuk orang yang modelnya begini, mau tidak mau harus siaga penuh dan siap maksimal menghadapi hisab di akhirat kelak.
Ada juga orang yang malas berhaji namun mahir bersilat lidah seperti politikus yang sedang berakrobat. Ketika orang lain bertanya kepadanya mengapa belum berhaji, dengan entengnya dia mengatakan: “Afwan, ane bukan ga mau haji, ane belum dapet panggilan dari Allah!” Jawaban paling sopan dan mudah untuk orang model begini, ”Allah sudah lama banget manggil Ente, masalahnya kuping Ente budeg akut akibat males!”
Bagi umat Islam Indonesia yang menyadari kewajiban berhaji harus bersabar menunggu antrean berangkat haji. Ada yang 30 tahun, 25 tahun dan seterusnya. Belum lagi ada wacana naiknya ONH yang sangat tinggi, ujian kesabaran semakin bertambah bahkan terancam gagal berangkat karena tidak mampu membayar selisih dari harga yang akan dinaikkan.
Sambil menunggu antrian keberangkatan haji yang bertahun-tahun itu, ada baiknya melakukan amalan yang cukup ringan dan mudah, namun mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna. Kita simak hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang salat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir sampai matahari terbit yang dilanjutkan dengan salat dua raka’at, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.” dia (Anas radliallahu ‘anhu) berkata, Rasulullah bersabda: “Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi).
Dari hadis di atas, pahala haji dan umrah secara sempurna dapat diraih dengan:
- Salat subuh berjamaah di masjid
- Duduk berzikir (bisa dengan membaca Al-Qur’an, memperbanyak selawat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan sebagainya) sampai datang waktu diperbolehkannya salat isyraq atau awal salat duha atau kira-kira 10 menit setelah terbit matahari.
- Langsung dilanjutkan dengan salat Isyraq dua rakat. Salat Isyraq sama juga dengan shalat duha di awal waktu.
Mudah bukan? Silakan diamalkan!
Wallahu A’lam
Tim Cordofa
Foto : Unsplash