Apa yang dirasakan oleh ayah dan ibu ketika anaknya yang menempuh pendidikan di luar negeri mengabari bahwa sebentar lagi akan liburan dan pulang ke rumah? Selain bahagia dan rasa kangen yang luar biasa, sang orang tua akan mempersiapkan sesuatu yang disukai sang buah hati setibanya di rumah.
Apa yang dirasakan dan dilakukan oleh orang tua ketika akan menikahkan anak putrinya? Bukan hanya haru dan bahagia, mereka akan mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari agar acara akad nikah dan resepsinya berjalan dengan maksimal dan penuh kesan.
Apa yang dilakukan oleh tuan rumah ketika ada berita bahwa ada tamu yang dianggap penting, seperti pejabat negara? Tentu dia akan sibuk mempersiapkan dan mengkondisikan rumah, penyambutan dan hidangan terbaik!
Begitulah, orang yang bijak dan cerdas, selalu mempersiapkan sesuatu yang dianggap sangat penting.
Nah, sebentar lagi Ramadan akan tiba. Pertanyaannya adalah, apakah Ramadan penting, sangat penting atau tidak penting?
Sebelum menjawab apakah Ramadan penting atau tidak, faktanya adalah:
- Ramadan bulan ampunan
- Puasa Ramadan membentuk ketakwaan
- Puasa Ramadan hukumnya wajib kecuali bagi yang uzur
- Pahala amal ibadah dan kebaikan dilipat gandakan.
Fakta-fakta diatas tidak terbantahkan. Maka sangat mengherankan jika Ramadan dinilai tidak penting!
Bagi kita yang sangat merindukan Ramadan, sudah pasti mempersiapkan sang tamu agung, Ramadan!
Diantara persiapan kita adalah:
- Banyaklah berdoa agar usia kita sampai di bulan Ramadan dan Allah memberikan kesehatan prima.
- Tanamkan azam yang kuat agar bisa memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan
- Contoh poin ke 2 misalnya, berazam agar dapat mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an minimal satu kali. Salat tarawih full satu bulan dan mampu bersedekah setiap hari.
- Berazam dari sekarang dan latihan menjaga hati, lisan dan perbuatan. Jangan sampai pahala puasa Ramadan kita lenyap karena hanya mampu menahan lapar saja.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaq Alaihi riwayat Abu Hurairah RA).