Assalamu’alaikum Wr Wb.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bertanya.
Suatu ketika saya menghadiri akad nikah kawan saya. Setelah akad dilaksanakan, para hadirin menyimak nasihat dari seorang kiai yang cukup terkenal di daerah teman saya tersebut.
Namun ada yang mengganjal di hati saya, Pak Ustaz. Diantara isi ceramah beliau tersebut beliau menyampaikan bahwa beliau tidak setuju dengan doa yang selama ini dibacakan agar Allah melembutkan hati dua pengantin baru ini sebagaimana Allah telah melembutkan (mentautkan) hati antara Nabi Yusuf AS dengan Zulaikha. Beliau mengatakan bahwa tidak ada perkawinan antara Nabi Yusuf dengan Zulaikha. Al-Qur’an maupun hadis tidak pernah menyinggung hal demikian.
Begitu ceritanya, Pak Ustaz. Saya agak heran dengan ceramah beliau itu. Bukankah sedari kecil kita sudah dikisahkan bahwa akhirnya Nabi Yusuf AS menikah dengan Zulaikha?
Demikian dan mohon pencerahan.
Terima Kasih.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr Wb.
Al-Qur’an menyampaikan kepada kita bahwa Kisah Yusuf AS merupakan kisah paling indah. Dalam kisah tersebut banyak sekali hikmah yang kita gali sebagai bekal kehidupan.
Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW tidak penah menyebutkan nama Zulaikha. Al-Qur’an hanya menyebut Imra’at Al-Aziz (istri bendahara Mesir). Nama Zulaikha yang disebut sebagai Imra’at Al Aziz bukanlah berita dari Al-Qur’an maupun hadis-hadis Nabi SAW. Berita itu adalah khabar Israi’iliyat yang beredar di banyak kitab-kitab tafsir.
Begitupun dengan kisah perkawinan antara Nabi Yusuf AS dengan Zulaikha, itu juga cerita Israiliyat, bukan berita dari Al-Qur’an maupun hadis nabi. Lalu bagaimana kita menaggapinya? Apa memang ada kemungkinan benar bahwa pernikahan Nabi Yusuf dengan Zulaikha benar-benar terjadi? Jawabannya yang tergantung kita masing-masing. Tergantung sikap kita kepada cerita-cerita Israiliyat.
Para ulama berbeda-beda dalam menyikapi cerita-cerita Israiliyat. Mereka terbagi dua:
- Kelompok ulama yang secara tegas menolak mentah-mentah cerita Israiliyat karena tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
- Kelompok ulama yang tidak sepenuhnya menolak kisah-kisah Israiliyat. Mereka hanya menerima kisah-kisah israiliyat yang tidak ada hubungannya dengan perkara Aqidah dan syariat. Adapun selain perkara keduanya, mereka masih mau menerima.
Nah, kisah-kisah Israilyat yang menyangkut nama tokoh dan kisah yang tidak ada kaitannya dengan akidah dan syariat seperti perkawinan Nabi Yusuf dan Zulaikha, menurut kelompok ulama kedua tidaklah masalah. Mereka berpendapat bahwa perkara di luar akidah dan syariat bukanlah hal-hal yang berimplikasi dosa sekalipun ternyata tidak benar secara faktual.
Ulama kelompok dua berpegang teguh dengan hadis nabi berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لاِهْلِ الآسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلاَ تُكَذِّبُوهُمْ، وَقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ الآيَةَ.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk Islam. Maka Rasulullah saw bersabda: Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan pula kalian mendustakannya, katakan saja: Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepadamu . (HR. Bukhari).
Singkatnya hadis tersebut menegaskan kepada kita bahwa jangan terlalu percaya kepada Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang tentunya mereka sering mengabarkan kisah-kisah Israiliyat dan juga jangan terlalu mendustakannya. para ulama menerima kisah mereka selama tidak ada implikasi syariat dan tauhid.
Jadi keputusan ada di tangan kita, mau percaya dan yakin bahwa Nabi Yusuf dan Zulaikha menikah atau tidak. Hal ini tidak berpengaruh kepada fiqih halal dan haram yang tentunya bisa berakibat dosa jika salah.
Demikian.
Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash