Setiap terjadinya sebuah perbuatan tentu diawali dengan sebuah niat. Baik niat itu dikatakan secara lantang ataupun hanya ada di dalam hati seseorang. Niat adalah landasan akan kesuksesan tercapainya sebuah pencapaian dalam kebermanfaatan dan kebaikan. Dengan niat yang baik maka akan terbentuk juga sebuah pencapaian menuju kebaikan. Begitu saat niat sudah buruk maka tidak sedikit pencapaian yang dicapai juga akan sama dengan niatnya. Dalam sebuah proses, niat dapat menjadi pagar yang memagari jalan menuju akhir dari proses tersebut. Pentingnya niat ini, mengharuskan setiap manusia memiliki niat yang kuat dan teguh saat ingin mencapai sesuatu.
Niat secara bahasa memiliki arti berupa maksud dan keinginan. Sedangkan secara istilah dalam pandangan Islam, niat adalah keinginan dalam hati untuk melakukan sesuatu tindakan yang ditujukan hanya kepada Allah SWT. Selain definisi secara bahasa dan istilah, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz menjelaskan bahwa niat menurut para ulama terdiri atas dua macam. Dua hal itu meliputi niat yang terkait dengan ibadah dan niat yang terkait dengan kepada siapa ibadah itu ditujukan. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana niat bekerja menurut Islam, maka sebaiknya umat Islam dapat memahami hadits dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]
Dari perkataan Nabi Muhammad SAW dapat kita simpulkan betapa penting dan betapa wajibnya seseorang untuk memiliki niat saat ingin melakukan sesuatu. Dan hasil dari setiap perbuatan ini akan berakhir bagaimana kita meniatkannya di awal. Saat kita meniatkan sebuah kebaikan dan karena Allah, maka yakinlah bahwa semuanya akan berakhir kepada Allah. Sebaliknya saat niat tersebut hanya terbatas pada dunia, atau yang lebih parah berniat pada sebuah keburukan maka akhirnya akan menuju kepada yang diniatkan.