Idul Fitri telah tiba dan Ramadan telah berlalu. Makan siang seperti biasa sudah bisa dilakukan dan begitu juga berjualan makanan dan minuman. Pokoknya, semua perkara halal yang tidak boleh dilakukan saat berpuasa, kini sudah boleh dikerjakan.
Tapi walau bagaimana pun juga, hendaknya Ramadan menjadi pengingat kita untuk meningkatkan terus ketakwaan dan amal salih kita sepanjang tahun. Ingatlah, bahwa sebulan penuh kita terbiasa dengan:
- Puasa. Jika sebulan penuh saja kita mampu berpuasa tanpa beban, logikanya kita juga ringan berpuasa sunah pasca Ramadan pergi. Puasa sunah hanya sekian hari saja, tidak sampai sebulan. Senin dan Kamis, Ayyamul Bidh ( 3 hari di pertengahan bulan) dan semaksimalnya adalah puasa Daud 15 hari dalam sebulan. Tapi karena statusnya sunah, semuanya kembali kepada individu masing-masing, mau melaksanakannya atau tidak.
- Salat tarawih sepanjang malam Ramadan. Jika sudah terbiasa salat sunah 8 atau 23 rakaat setiap malam, maka tentunya lebih ringan melaksanakan salat sunah lainnya yang jumlah rakaatnya lebih sedikit. Salat tarawih umumnya dilakukan berjamaah. Dengan demikian, salat berjamaah di masjid merupakan kebiasaan yang seharusnya bisa kita lakukan setiap hari.
- Sahur dini hari. Jika bukan karena esok paginya puasa, tentu orang tidak akan mau makan berat dini hari apalagi masih dalam kondisi mengantuk. Jika sudah biasa terbangun dini hari, tentu kita masih mampu mendidrikan salat tahajud dan witir. Dan tentunya, tidak ada lagi judul bangun kesiangan!
- Bersedekah dan berinfak terasa lebih ringan. Jika kebiasaan tersebut sangat banyak kita lakukan di bulan ramadan, maka kebiasaan tersebut harus kita teruskan selama setahun penuh. Ramadan memebentuk kita dermawan. Untuk menjadi orang dermawan tidak disyaratkan harus menjadi orang kaya dulu. Walapun hanya mampu sedekah dengan nominal sedikit, tapi jika dilakukan sesering mungkin, itu juga dermawan. Insyaallah nanti terbiasa dengan jumlah yang cukup besar jika sudah terbiasa.
Jika empat poin di atas kita lanjutkan terus pasca Ramadan, maka pengaruh dan semangat Ramadan terus melekat pada diri dan kepribadian kita sepanjang waktu. Inilah salah satu hikmah yang terkandung dalam syariah puasa Ramadan, la’allakum tattaqun!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik