Kabar Terbaru

PELEPASAN DAN JEJAK KEBAIKAN

PBM Suffah Al Mustanir Dompet Dhuafa

Tak terasa waktu bersama sudah berakhir, namun asa tuk bersama tetap ada sepanjang masa. Karena dunia sementara dan surga tempat kita bersama, maka terjeda tak bersama itu biasa. Ada air mata dan bahagia yang terasa manakala meyaksikan kelima santri PBM Shuffah akan melanjutkan ke jenjang SMP. Andai masa bisa terjeda tentu kita ingin bersama.

Jangan tanya apa yang dirasa, cukuplah air mata yang tumpah, dan rasa yang bergemuruh menjadi saksi bahwa rasa itu ada. Rasa kasih sayang yang terajut bersama dipondok merasakan suka duka bersama, merakasan berjuang bersama, melewati masa yang ada.

Membersamai tumbuh kembang dan teman amal sholeh yang hebat membuat kasih sayang ini kuat, memiliki kasih sayang bukanlah hanya semata karena ikatan darah tapi yang lebih kokoh yakni ikatan aqidah. Itu pula yang nampak ketika satu persatu guru menyapa, menyalami, memeluk dan mendoakan kelima santri PBM Shuffah. Menjadi guru telah mengajarkan kami menjadi orangtua bagi kalian walau banyak guru belum memasuki gerbang rumah tangga. Karena landasan keimananlah yang melahirkan kasih sayang yang tulus dari para guru untuk kelima santri yang akan pergi.

Mugni, Fardan, Hamad, Putri, Kisti memang akan pergi tapi bagi kami, senyuman, lantunan ayat suci al-quran, dan semua kenangan indah itu akan tetap hidup menghiasi ruangan PBM Shuffah yang menjadi saksi kita pernah bersama beramal sholeh. Ayyuhal walad pelepasnmu akan menjadi rindu yang menghiasi kalbu. Semoga kita bisa bertemu.

Ketika rindu meyapa maka doa menjadi sappan pengingat dan menguat rasa bersama itu ada. Semua guru berpesan tetap jadi anak sholeh, amalkan ilmu yang di dapatkan jadikan hadiah amal jariah bagi kami gurumu. Kalau di dunia kita tidak berjumpa, semoga disurga kita bisa saling sapa dan berhujah dihadapan Alloh SWT kalau kita pernah bersama dalam ketaatan.

 

Oleh: Ambu Aira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *