Jika membaca teks di atas, tentu kita tidak akan memfokuskan jawaban dari pertanyaan tersebut karena hampir semua orang sudah tahu jawabannya. Sama halnya dengan pertanyaan seperti ini, “Ngapain sih ke masjid?”
Karena pertanyaan-pertanyaan model begitu tidak susah menjawabnya, maka kita akan lebih concern kepada:
- Siapa sih yang nanya? Masa gak tau sih? Apa yang nanya itu anak-anak? Apa yang nanya non muslim ya? Apa yang nanya itu gak pernah ngaji ya?
- Motif dibalik pertanyaan yang terlontar. Kita tentu penasaran dengan hal itu. Apakah karena tidak suka pengajian lalu melontarkan pertanyaan tersebut agar lawan bicara atau yang ditanya ikut menyetujui motifnya.
Tapi biar bagaimana pun, umat Islam tetaplah berbaik sangka. Terlepas dari siapakah yang bertanya atau apa motif dari pertanyaan tersebut, ya tinggal dijawab saja!
Berikut jawaban dari pertanyaan di atas:
- Tujuan hadir di pengajian (majelis taklim) adalah menuntut ilmu agama. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Adanya majelis taklim atau pengajian sangat membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kecerdasan spiritual penduduknya. Adakah negara yang menginginkan penduduknya bodoh?
- Tujuan datang ke pengajian adalah untuk mengingatkan diri agar tidak terjerumus ke lembah dosa atau maksiat, agar ingat dengan neraka dan perangkap setan. Eksistensi majelis taklim merupakan salah satu upaya kontrol sosial agar penduduk Indonesia tidak menjadi manusia yang arogan, culas, pemalas, amoral dan barbar!
Dua poin di atas dirasa cukup untuk menjawab pertanyaan tersebut walaupun sebenarnya banyak sekali.
Jika ada yang berpendapat seperti ini, “Pertanyaan semacam itu mungkin merupakan kritik sosial agar jama’ah juga memperhatikan keluarga.”
Pendapat tersebut bisa jadi benar adanya. Tapi lagi-lagi, bukti di lapangan lebih banyak mengatakan bahwa mereka yang berangkat ke pengajian tentu sudah lebih dulu mempersiapkan kondisi di rumahnya. Tidak mungkin berangkat jika rumahnya masih berantakan, apalagi ibu-ibu! Atau tidak mungkin sang ibu menelantarkan anaknya hanya karena ingin ikut pengajian!
Mengkritik sih bagus, tapi harus lebih dulu menguasai objek yang akan dikritik agar tidak salah kritik. Jika itu yang terjadi, sudah bisa dikatakan mindset si pengkritik memang begitu sejak dulu!
Seharusnya, pertanyaan seperti ini yang harus muncul di kalangan publik: “Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, tapi mengapa jama’ah pengajian semakin berkurang dari waktu ke waktu?”
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa
Foto : Unsplash