Untuk memberikan nasihat dan petunjuk kepada manusia, adakalanya Allah SWT memilih sebagian hamba-hamba-Nya yang saleh untuk dijadikan teladan. Tidak hanya para nabi dan rasul-Nya, Allah juga menyebut langsung sebagian hamba-hamba-Nya itu dengan nama, diantaranya adalah Luqman.
Ya, dialah Luqman Al-Hakim. Menurut jumhur ulama, Luqman bukanlah seorang Nabi. Beliau adalah hamba Allah yang sangat bertakwa dan saleh. Sebagian ulama meriwayatkan bahwa beliau adalah seorang tukang kayu dari Habasyah (Ethiopia). Lantas apakah arti gelar Al-Hakim yang dilekatkan pada diri beliau? Untuk menjawabnya, mari kita simak salah satu ayat berikut:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ.
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (Q.S. Luqman: 12).
Melalui ayat diatas, kita memahami bahwa Allah menganugerahkan hikmah kepada Luqman. Mudahnya, hikmah adalah suatu ilmu atau pengetahuan yang Allah berikan kepada seorang hamba yang dapat menjadikannya bijaksana. Salah satu hikmah besar yang dimiliki Luqman adalah bersyukur kepada Allah SWT. Orang yang memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang tinggi disebut dengan Al-Hakim.
Ada salah satu riwayat menarik tentang Lukman Al-Hakim yang dikutip oleh Al-Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya sebagai berikut:
Majikan Luqman berkata kepadanya, “Sembelihkanlah kambing ini buat kami!” Maka Luqman menyembelih kambing itu. Lalu si majikan berkata, “Keluarkanlah dua anggota jeroannya yang paling baik.” Maka Luqman mengeluarkan lidah dan hati kambing itu, sesudah itu Luqman tinggal selama masa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian majikannya kembali memerintahkannya, “Sembelihkanlah kambing ini buat kami!” Maka Luqman menyembelihnya, dan si majikan berkata kepadanya, “Keluarkanlah dua anggota jeroannya yang paling buruk,” maka Luqman mengeluarkan lidah dan hati kambing itu.
Si majikan bertanya kepadanya, “Aku telah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dua anggota jeroannya yang terbaik, dan kamu mengeluarkan keduanya. Lalu aku perintahkan lagi kepadamu untuk mengeluarkan dua anggotanya yang paling buruk, ternyata kamu masih tetap mengeluarkan yang itu juga, sama dengan yang tadi.” Maka Luqman menjawab, “Sesungguhnya tiada sesuatu anggota pun yang lebih baik daripada keduanya jika keduanya baik, dan tiada pula yang lebih buruk daripada keduanya bila keduanya buruk.”[1]
Mari kita simak pesan-pesan hikmah dari Luqman kepada anaknya yang Allah abadikan di dalam Q.S. Luqman ayat 13-19 yang kami ringkas berikut ini:
- Larangan berbuat syirik kepada Allah ( ayat 13).
- Berbakti kepada kedua orang tua sekalipun kedua orang tua berbeda agama. Berbakti disini dibatasi hanya pada hal-hal yang tidak ada hubungannnya dengan perkara aqidah (ayat 14-15).
- Memberikan keyakinan bahwa segala amal perbuatan baik atau buruk sekecil apapun pasti dibalas oleh Allah (ayat 16).
- Perintah agar istiqamah mendirikan salat, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran serta bersabar jika ditimpa musibah ( ayat 17).
- Melarang berperilaku sombong ( ayat 18).
- Berperilaku lemah lembut dan santun dalam perkataan dan perbuatan (aayat 19).
Semoga dengan meneladani kisah dan nasihat-nasihat Luqman Al-Hakim, Allah menganugerahkan kepada kita anak dan keturunan yang saleh dan salehah, aamiin.
Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash
[1]Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al Azhim, Dar Ibn Hazm, Beirut: 1420 H cCetakan Pertama, Hal. 1461