Assalamu’alaikum Wr Wb.
Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berkonsultasi.
Begini, Pak Ustaz. Umur saya sudah senja, hampir 70 tahun dan kondisi kesehatan saya juga tidak begitu sehat. Di usia senja ini saya hidup seorang diri, dulu saya sempat menikah beberapa tahun dan bercerai tanpa memiliki anak. Di Jakarta ini saya betul-betul seorang diri. Saya tidak memiliki seorang saudara sekalipun.
Dalam hal keduniaan, Alhamdulillah saya tidak kurang sedikitpun. Sampai saat ini saya masih aktif dalam dunia bisnis.
Saya akui, mendekatkan diri kepada Allah baru-baru ini saja saya lakukan. Sejak muda, saya minim ilmu agama dan sangat jauh dari Allah. Barulah di usia senja ini saya betul-betul menyadari bahwa manusia akan mati dan mempertanggung jawabkan semua apa yang dilakukan semasa hidupnya di hadapan Allah.
Oleh karena itu, mohon beri saya arahan, terutama hadis-hadis tentang kematian dan bagaimana harta saya setelah mati, mengingat tidak ada seorang ahli warispun yang saya miliki.
Demikian dan terima kasih.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr Wb.
Alhamdulillah, sampai saat ini kita masih diberi umur oleh Allah SWT.
Bapak termasuk orang yang beruntung dan mendapat hidayah dari Allah untuk mendekat kepada-Nya. Berikut hadis-hadis yang mungkin bisa menjadi motivasi, khususnya di usia senja sebagaimana yang Bapak minta:
Hadis pertama:
Rasulullah SAW bersabda :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi).
Makna singkat hadis ini adalah agar kita menyadari bahwa dengan kematian, berakhirlah kekayaan, kejayaan, kehebatan, kebanggaan, ketenaran, arogansi, kezaliman dan lain-lain. Dengan mati, semua orang menjadi miskin. Pakaian mayit adalah kain kafan dan rumahnya adalah kuburan dan terhimpit tanah!
Hadis Kedua:
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْه أن رَسُوْلَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ : بَادِرُوا بالأعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤمِناً وَيُمْسِى كَافِرًا، وَيُمْسِى مُؤمِناً وَيُصْبح كَافراً، يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِن الدُّنْيَا .
Dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah melakukan amal shaleh karena akan datang fitnah yang diumpamakan sebagai potongan-potongan dari malam yang gelap gulita. Saat itu seorang laki-laki berada dalam keadaan beriman di waktu pagi, namun kafir di waktu sore. Dan beriman di waktu sore, lalu kafir di waktu pagi. Dia menjual agamanya dengan harta dunia.” (HR Muslim).
Selama ruh masih di jasad, maka segeralah beramal kebaikan walaupun dinilai kecil oleh manusia. Kecil atau sepele menurut manusia, tapi besar di mata Allah selama amal tersebut dilakukan dengan ikhlas. Semua amal kebaikan dibalas oleh Allah dengan pahala bahkan dilipatgandakan 10 kali. Dipastikan mati husnul khatimah jika baru saja beramal baik kemudian Allah wafatkan. Dan na’udzubillah, baru saja selesai berbuat keburukan dan tak lama setelah itu mati dan belum taubat, namanya su’ul khatimah!
Hadis ketiga:
Rasulullah SAW bersabda:
عَن ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ الله عَنْهُ، قَالَ : كَانَ مِن دُعَاء رَسُولِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم :اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، والسَّلامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، والغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍ، وَالفَوْزَ بِالجَنَّةِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ .
Dari Ibn Mas’ud ra. berkata: Setengah dari doa Rasulullah saw. ialah:
“Allahumma innii as’aluka muujibaati rahmatika, wa ‘azaa’ima maghfiratika, was salaamata min kulli itsmin, wal ghaniimata min kulli birrin, wal fauza bil jannati wan najaata minan naar.”
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, hal-hal yang mendatangkan ampunan-Mu, keselamatan dari setiap dosa, keuntungan dari setiap ketaatan, mendapatkan surga dan selamat dari neraka.” (HR. Al-Hakim).
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu berdoa agar kita masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Inilah puncak akhirat. Rugi sekali manusia yang akhirnya masuk neraka. Orang kaya kok masuk neraka? Orang pintar kok neraka? Tidak ada kenikmatan sedikitpun di neraka. Na’udzu billah!
Karena bapak tidak memiliki ahli waris, maka kami sarankan agar bapak menulis wasiat. Isi wasiat diantaranya agar setelah meninggal dunia, maka harta bapak disumbangkan untuk pembangunan masjid, fakir miskin dan kegiatan dakwah Islam. Segera bapak hubungi seorang kiai setempat untuk berkonsultasi lebih lanjut atau ke Dompet Dhuafa terdekat.
Demikian dan semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik