Oleh : Ust. Alnof Dinar (Dai Ambassador Cordofa 2018 di Korea Selatan)
Gyeonggi, Korea Selatan—Hari semakin sore, langit mulai terlihat gelap, satu persatu WNI dan warga negara lain yang bekerja di pabrik mulai berdatangan ke Masjid al-Ikhlas Yongin Kawasan Gyeonggi Korea Selatan. Masjid pun terlihat penuh, karena ini adalah hari Ahad (20/5), dan semua pekerja libur. Mereka memilih tidur di masjid dan mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman sepanjang hari daripada berdiam diri di mes-mes mereka di pabrik.
Di akhir pekan banyak wajah-wajah Arab, India, Pakistan, Bangladesh dan negara pecahan Rusia seperti Uzbekistan dan Tajikistan ikut serta dalam ifthar akhir pekan. Berbagai suku bangsa berkumpul di masjid yang diinisiasi dan dikelola oleh WNI dengan suasana yang sangat akrab.
Musthafa, 25 tahun, warga Mesir yang bekerja partime di Kota Yongin ketika ditanya, kenapa Anda setiap hari menginap dan mengikuti kegiatan keislaman di Masjid Al-Ikhlas? Dia jawab, “orang Indonesia baik, ramah, terbuka kepada siapapun dan bersahabat, saya suka berbaur dengan mereka. Saya merasakan tinggal di masjid yang dikelola oleh orang-orang Indonesia ini seperti rumah saya sendiri. Saya sudah merasakan berbaur dengan bangsa-bangsa lain, kesan saya, warga Indonesia adalah warga paling baik. Saya betah di sini dan berharap selalu diterima di masjid ini.”
Seorang pekerja asal Kamboja, Badri, sekitar 35 tahun, setiap akhir pekan selalu hadir di Masjid al-Ikhlas Yongin menceritakan kesannya, “saya selalu merasakan kehangatan kekeluargaan di sini. Saya nyaman dan merasa berada di keluarga sendiri. Bagi saya, makan bersama di dalam nampan menjadi kesan yang sangat sulit saya lupakan. Baru di sini saya makan bersama di dalam nampan seperti yang dilakukan orang-orang Indonesia di Korea. Saat makan itu saya bisa berdialog dengan muslim dari Indonesia dan bangsa lain. Semua terasa dekat dan bersahabat. Tidak ada sekat di antara kita. Terasa sekali keakrabannya”
Menyaksikan jamaah yang sudah berkumpul dan bersiap untuk ifthar, Ustadz Alnof Dinar, Dai Ambassador Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) untuk Korea Selatan di Masjid al-Ikhlas Yongin langsung mengambil inisiatif menyampaikan taushiyah singkat dengan bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang diselingi dengan bahasa Inggris. Ceramah mesti disampaikan dalam 3 bahasa, karena tidak semua jamaah paham bahasa Indonesia. Di penghujung taushiyah, al-Ustadz langsung memimpin doa, memanfaatkan waktu berdoa yang mustajab.
Sebelum berdo’a di mulai, seorang pengusaha asal Bangladesh bernama Wasir, sekitar 40 tahun, menyampaikan, “Imam, tolong do’akan Ibu saya, Razwana yang telah wafat.” Setelah ibunya didoakan di antara untaian doa Ustadz, Wasir minta tolong agar diumumkan bahwa setiap hari Ahad mulai 27 Mei dia mengundang semua muslim yang hadir hari ini dan kawan-kawan kita yang lain untuk ifthar lagi di sini. “Saya yang sediakan ifthar untuk semua jamaah. Kita makan bersama di sini. Saya lakukan ini, semoga amal shalih ini bermanfaat bagi ibu saya yang sudah wafat beberapa tahun lalu,” ujar Wasir.
Setelah ta’jil selesai, semua jamaah dengan spontan bersiap-siap menunaikan shalat magrib berjamaah, Dai Ambassador Cordofa langsung menjadi imam. Selesai shalat, pelaksanaan ifthar dilanjutkan dengan maka nasi bersama di dalam nampan yang dibagi per empat orang. Makan berjamaah yang mendekatkan hati ini terasa indah dengan canda tawa Bani Adam dari berbagai bangsa. Tidak ada batas di antara mereka. Semua bercengkerama layaknya orang yang berasal dari satu kampung yang sama.
Pukul 20.30 Waktu Korea atau satu jam sebelum waktu Isya, Dai Ambassador Cordofa kembali mengkondisikan jamaah untuk mengikuti kajian sebelum Isya. Kajian yang mengangkat tema “Keistimewaan orang yang berpuasa” ini dibagi menjadi 2 sesi; pemaparan materi oleh Dai dan tanya jawab.
Ketika waktu Isya masuk, pengajian ditutup dan dilanjutkan dengan shalat Isya berjamaah seterusnya shalat tarawih 20 rakaat dan witir 3 rakaat yang diimami oleh Dai Ambassador Cordofa.
Di penghujung aktifitas ibadah dan dakwah hari ini, setelah shalat Witir, Dai Ambassador Cordofa berbaur dengan jamaah Masjid al-Ikhlas Yongin yang melanjutkan tilawah al-Qur’an dengan membaca seperempat juz 15 bersama peserta halaqah.
Halaqah tilawah al-Qur’an selesai, jamaah masjid yang bertugas memasak hari ini menghadirkan menu ringan dan semangka untuk snack para jamaah yang tilawah. Sambil menikmati penganan, Dai Ambassador Cordofa duduk bersama jamaah dan bercerita banyak hal tentang perkembangan masjid Al-Ikhlas sebagai satu di antara masjid yang paling makmur di wilayah utara Korea Selatan.
Tak terasa, malam semakin larut. Satu persatu jamaah undur diri dan ramah tamah malam ini dicukupkan.
Baca Juga:
25 Dai Ambassador Dompet Dhuafa Terpilih Untuk Dakwah di 18 Negara