Hiruk-pikuk kota yang penuh sesah tidak menyurutkan langkah untuk tetap bergerak mengikuti jeritan hati nurani. Sebuah panggilan kemanusiaan terdengar lirih dari sebuah tempat yang berada di pinggir kota.
Sekolah Kriten Fajar Shion, Jakarta Barat, sedari seminggu yang lalu sekolah ini menjadi tempat persinggahan sementara para korban bencana kebakaran. Di pelataran sekolah tepat bersebelahan dengan sebuah gereja, sekitar 369 jiwa dari 146 KK korban kebakaran mengarungi kehidupan semu, hanya untuk sekadar menunggu takdir yang lebih bai dari musibah yang tengah melanda mereka.
Kebakaran yang terjadi di kelurahan Pinangria, Jakarta Barat pada 6 Januari silam membuat satu sejarah bagi sekitar 70 orang anak-anak untuk berhenti sejenak dari aktivitas bermain di kampungnya.
Semua terasa berhenti sejenak, mengadu nasib pada Sang Khaliq, pemilik seluruh alam. Sejenak berkhidmat giliran kami, crew Dompet Dhuafa dan relawan Dai Muda Cordofa untuk melayani saudara-saudari kami.
Mengaji sambil bermain bersama ana-anak telah menjadi rindu bagi kami. Hampir setiap hari kami menyisihkan waktu yang kami punya untuk menghibur lara para anak-anak ini. Dengan polos mereka bertanya, “Kak, kenapa rumah kita yang Allah ambil dengan cara kebakaran ya?”
Terhanyut sejenak dengan pertanyaan ini, sambil menghela napas kami jawab perlahan agar mereka mengerti bagaimana artinya sebuah keikhlasan dalam menerima takdir.
Para bunda yang juga harus kuat demi menguatkan keluarganya kami berikan nasihat-nasihat rohani bersama Ust. Qomaruddin. Bangkit dari musibah adalah tema yang kita angkat agar sebuah nilai optimisme dapat terwujud.
Di tengah-tengah kajian berlangsung, seorang ibu tengah bertanya, “bagaimana caranya agar bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar agar bisa terus berdoa kepada Allah?” Ujar Ibu Larasati.
MasyaAllah, sebuah skenario yang telah Allah gariskan kepada setiap orang. Banyak hikmah di balik musibah. Semakin dekat kepada Allah adalah kunci keikhlasan kita menghadapi takdir yang Allah berikan, pesan Ust. Qomaruddin kepada para korban bencana.
Di balik kehilangan materi yang menimpa, alhamdulillah Dompet Dhuafa bersama para donatur telah menyalurkan bantuan logistik berupa alat ibadah, makanan, dapur hangat, pampers, pakaian, alat mandi, dll.
Terima kasih kepada segenap donatur, relawan dan crew Dompet Dhuafa yang masih terus berkhidmat untuk umat dalam panggilan kemanusiaan. Semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan kita, memberikan keberkahan kepada setiap aktivis kita dan menjadikan satu ladang amal bagi kita semua untuk menuju surga-Nya. Aamiin. (Cordofa/SNA).
One thought on “Mutiara Hikmah di Balik Musibah”