Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelumnya saya haturkan terima kasih atas waktu yang ustadz sediakan untuk menjawab pertanyaan dari saya. Begini ust, jika saya perhatikan tuliskan di kitab Al-Quran, banyak sekali tulisan yang berbeda dengan tulisan Arab yang saya ketahui. Contoh: kata As-Shalat tertulis seperti ini ٱلصَّلَوٰةَ di kitab Al-Qur’an (huruf lam yang dibaca panjang ditulis dengan huruf Wawu) sedangkan tulisan yang saya temui pada umumnya selain di dalam Al-Qur’an adalah ألصَّلَاة (huruf lam yang dibaca panjang ditulis dengan Alif). Begitupun dengan kata Az-Zakat, jika di kitab Al-Quran ditulis seperti ini: الزكوة sedangkan selain di Al-Qur’an pada umumnya ditulis dengan panjang Alif yaitu الزكاة.
Yang jadi pertanyaan saya:
- Mengapa tulisan tersebut tidak diseragamkan saja? Apakah ada makna yang berbeda?
- Bolehkah saya menulis ayat Al-Qur’an dengan tulisan Arab biasa walapun berbeda dengan tulisan yang ada di Al-Qur’an seperti kata Yasin dengan huruf Ya’ yang ya tulis dengan panjang Alif dan Sin dengan panjang Ya’ sukun, menjadi يَاسِين sedangkan di Al-Qur’an tulisannya seperti ini: يسٓ
Demikian ustadz, terima kasih sekali jika berkenan menjawab.
Wassalam.
Jawaban:
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Sebelum kita menjawab pada pokok persoalan yang Anda sampaikan, kita harus mengetahui bahwa tulisan ayat Al-Qur’an disebut dengan Rasm. Rasm yang digunakan adalah Rasm Utsmani. Sejarahnya panjang jika kita bahas.
Menurut jumhur ulama, wajib hukumnya menulis ayat Al-Qur’an sesuai dengan Rasm Utsmani dan haram melulis ayat Al-Qur’an dengan tulisan yang berbeda dengan Rasm Utsmani walapun tulisan tersebut sama-sama tulisan Arab.
Berikut dua pendapat dua Imam terkemuka yang mewakili yang kami kutip dari Kitab Al-Itqan karya Al Imam Al-Hafizh As-Suyuthi:
Imam Ahmad Bin Hambal mengatakan:
يحرم مخالفة مصحف الإمام في واو أو ياء أو ألف أو غير ذلك
“Haram hukumnya menyelisihi Mushaf Al Imam (Mushaf Utsmani) baik untuk huruf Wawu, Ya, Alif atau yang lainnya.”
Begitu juga dengan perkataan dari Al Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’ab Al Iman:
من كتب مصحفا فينبغي أن يحافظ على الهجاء الذي كتبوا به هذه المصاحف، ولا يخالفهم فيه ولا يغير مما كتبوه شيئا فإنهم كانوا أكثر علما وأصدق قلبا ولسانا وأعظم أمانة منا فلا ينبغي أن نظن بأنفسنا استدراكا عليهم
“Siapa saja yang menulis mushaf harus menjaga huruf hijaiyah yang mereka (para Saha) tulis. Tidak boleh menyelisihi dan mengubah apapun yang mereka tulis. Mereka (para Sahabat) adalah orang-orang yang paling banyak ilmunya, paling jujur hati dan perkataannya dan paling besar amanahnya dari kita semua. Maka tidak pantas kita mengira bahwa diri kita lebih pandai dari mereka.”
Dan juga secara faktual dari sejak dulu hingga sekarang ini semua mushaf Al-Qur’an yang ada sekarang ini tetap dicetak di seluruh dunia ini menggunakan Rasm Utsmani. Jika ada kebebasan atau kebolehan menyelisihi Rasm Utsmani, tentu Mushaf yang beredar sekarang ini penulisannya berbeda dengan Rasm Utsmani. Jika mengubahnya saja haram walaupun sama-sama tulisan Arab, apalagi jika diganti dengan huruf latin, ya seharusnya lebih tidak boleh lagi walaupun alasannya untuk memudahkan orang yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Jika belum bisa membaca Al-Qur’an ya obatnya belajar, tidak ada lagi cara lain!
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa
Foto: Unsplash