Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Gunung Sindur melantunkan Talbiyah dalam rangkaian acara Pelatihan Manasik Haji, Selasa (6/11). Kegiatan yang dilaksanakan di area Lapas Kelas III Gunung Sindur ini merupakan salah satu bentuk bimbingan rohani dari program Bina Santri Lapas (BSL) LPM Dompet Dhuafa yang bekerjasama dengan Lapas setempat.
Dalam kegiatan tersebut para peserta pelatihan tidak hanya sekadar mendapatkan materi, tapi diajak pula untuk langsung mempraktikan tata cara ibadah haji dengan berjalan menelusuri area yang telah dibagi menjadi beberapa denah, seperti Arafah, Ka’bah, Shofa, Marwah, dan lainnya. Setiap denah diiringi dengan penjelasan dari pembimbing, Ustadz Ahmad Fauzi Qosim yang merupakan Sekretaris Dewan Syariah Dompet Dhuafa dan Aktivis Dakwah.
Pembimbing rohani program Bina Santri Lapas (BSL) di Masjid dan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lapas Kelas III Gunung Sindur, Ustadz Ahmad Baihaqi, mengungkapkan bahwa program BSL ini telah berlangsung selama empat tahun dengan kegiatan yang mencakup aqidah dan akhlak.
“Kegiatan BSL di Lapas Gunung Sindur ini dibagi dalam beberapa materi yang selaras dengan kondisi warga binaan, seperti kajian keIslaman, pengajian, konsultasi, dan pelatihan-pelatihan keagamaan. Semua itu untuk membentuk aqidah dan akhlak yang baik. Saat ini, warga binaan sedang melaksanakan pelatihan manasik haji untuk meningkatkan keimanan sebagai seorang muslim,” jelasnya.
Selaras dengan Ustadz Fauzi, ia menyampaikan bahwa orang yang bersungguh-sungguh mengamalkan rukun Islam ini akan mendapatkan motivasi hidup ke arah yang lebih baik dan meningkatkan keimanan kepada Allah, sebagaimana yang terkandung dalam keutamaan-keutamaan ibadah haji.
Lalu ia pun mengutip sebuah hadits, “Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya. (HR. Bukhari).”
Peserta pelatihan terlihat antusias menyimak nasihat yang dituturkan oleh pemateri mengenai hikmah ibadah haji yang dapat melatih diri untuk memperbaiki kualitas hidup.
“Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi jamaah haji bisa menjadi teladan agar memiliki kualitas diri yang jauh lebih baik. Tidak berkata jorok, tidak berbuat fasik, merupakan bentuk kesungguhan berhaji yang dapat mengantarkan kita memperoleh keutamaan beribadah haji,” tutur Ustadz Fauzi yang sudah terbiasa membimbing Haji dan Umroh DD Travel.
Seorang warga binaan berinisial LM (34) yang saat ini sedang belajar menghafal Al-Qur’an mengaku, melalui bimbingan rohani yang setiap waktu diselenggarakan di Lapas Gunung Sindur, ia dapat belajar tentang nilai-nilai kebaikan dari ajaran agama Islam salah satunya ibadah haji.
“Di tempat ini saya belajar untuk memperbaiki diri. Melalui bimbingan dari ustadz-ustadz, Alhamdulillah perlahan saya memiliki hafalan, dan mendapatkan pemahaman mengenai nilai kebaikan yang belum saya dapatkan dari lingkungan di luar sana, salah satunya pelatihan manasik haji ini, yang merupakan kali pertama saya mengikuti dan memahami ibadah haji,” ungkap LM, salah satu warga binaan yang menjadi pengurus Masjid Nurul Hidayah Lapas Gunung Sindur.
Baca Juga: Tentramkan Hati Warga Binaan Melalui Siraman Rohani