Kisah-kisah teladan di dalam Al-Qur’an sungguh menggetarkan jiwa dan memberikan teladan kepada siapa saja, baik muslim maupun non muslim, Salah satu kisah sangat menarik dan penuh teladan dalam Al-Quran adalah kisah Maryam Binti Imran, salah seorang wanita yang sangat mulia.
Di dalam Islam, Maryam adalah manusia biasa, seorang wanita salihah yang ditakdirkan oleh Allah melahirkan seorang putra yang menjadi nabi, yaitu Nabi Isa AS. Baik Maryam maupun Isa AS, keduanya adalah makhluk Allah, bukan merupakan sosok yang dituhankan sebagaimana yang diyakini oleh saudara-saudari kita umat nasrani.
Sejak kecil, Maryam AS (Alaihassalam) sudah ditempatkan di Baitul Maqdis karena nazar ibunya, Di tempat inilah Maryam kecil tumbuh dengan pendidikan agama yang sangat baik dari para ulama Bani Israil, terutama dari Nabi Zakaria AS.[1] Maryam sangat taat beribadah dan setiap hari memuji Allah dan mempelajari kitab Taurat dengan sangat sungguh-sungguh.
Sejak usia belia, Maryam memiliki beberapa karamah yang tidak dimiliki wanita lain pada umumnya, diantaranya:
- Selalu diberikan makanan langsung oleh Allah SWT tanpa usaha sedikitpun. Hal ini membuat Nabi Zakaria takjub dan sangat menghormati Maryam AS. Hal ini diabadikan oleh Allah SWT melalui ayat berikut: “Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (Q.S. Ali Imran: 37).
- Melihat kemulian dan karamah yang dimiliki Maryam AS, maka timbullah keinginan Nabi Zakaria AS agar Allah menganugerahkannya seorang anak seperti Maryam,[2] sebagaimana Allah kisahkan : “Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Q.S. Ali Imran: 38).
- Menjadi wanita yang disucikan oleh Allah dari segala aib yang nampak maupun tidak tampak, wanita terkemuka di dunia, baik di zamannya dan terus sampai Hari Kiamat.[3] Hal tersebut Allah tetapkan melalui kabar yang disampaikan oleh Jibril AS kepada Maryam. Jibril mendatangi Maryam dalam bentuk manusia. Walaupun menerima kabar dan didatangi langsung oleh Jibril, Maryam bukanlah seorang nabi. Setiap nabi adalah kaum laki-laki. Kabar yang diberikan oleh Jibril merupakan salah satu karamah yang diperoleh oleh Maryam.[4] Perhatikan firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu).” (Q.S. Ali Imran: 42).
- Wanita yang ditakdirkan oleh memiliki anak tanpa suami. Allah berkehendak untuk menampakkan salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada manusia. Hal tersebut banyak dikisahkan oleh Allah melalui Al-Qur’an, diantaranya Q.S Ali Imran: 45-47 dan Q.S. Maryam: 16-26.
Disamping karamah yang banyak dimiliki oleh Maryam, beliau juga menghadapi ujian berat, terutama ujian psikologis. Maryam melahirkan Isa seorang diri di tempat asing, di bawah pohon kurma. Biasanya para wanita tidak sendirian saat melahirkan. Minimal, wanita dibantu bidan saat persalinan. Tapi walaupun seorang diri, Allah menolong Mayam.
Ujian tidak berhenti sampai di situ. Paska persalinan, Maryam harus siap dengan hujatan dari kaumnya. Hujatan terus dilayangkan kepada Maryam di saat menggendong anaknya. Mereka menuduh Maryam berzina dengan seorang laki-laki sehingga melahirkan seorang anak. Lagi-lagi Allah menolong Maryam dengan memerintahkan Isa AS yang masih dalam buaian itu untuk memberikan kesaksian. (Q.S. Maryam: 27-36).
Begitulah Maryam AS, seorang wanita yang sangat taat kepada Allah, banyak memiliki karamah dan tentunya bermental baja dan sabar menerima ujian dari Allah. Semoga seluruh muslimah di seluruh dunia dapat meneladani Sayyidah Maryam AS, aamiin.
Wallahu A’lam.
————-
Foto : Freepik
[1] Menurut sebagian ulama, Maryam merupakan kemenakan dari isteri Nabi Zakaria AS. Sedangkan menurut pendapat lainnya, Maryam adalah adik perempuan dari isteri Nabi Zakaria.
[2] Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim Li Ibni Katsir, Dar Ibn Hazm, Beirut, Cetaka Pertama, 1420 H, Juz 1, Hal. 363.
[3] Lihat Tafsir Al-Wajiz oleh As-Syaikh Wahbah Az-Zuhaily, Dar Al-Fikr, Beirut, Cetakan Ke-2, 1416 H, Hal. 56
[4] Lihat Tafsir Ar-Razi, Dar Al-Fikr, Beirut, Cetakan Pertama, 1401 H, Juz 8, Hal. 46-47.
[2] Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim Li Ibni Katsir, Dar Ibn Hazm, Beirut, Cetaka Pertama, 1420 H, Juz 1, Hal. 363.
[3] Lihat Tafsir Al-Wajiz oleh As-Syaikh Wahbah Az-Zuhaily, Dar Al-Fikr, Beirut, Cetakan Ke-2, 1416 H, Hal. 56
[4] Lihat Tafsir Ar-Razi, Dar Al-Fikr, Beirut, Cetakan Pertama, 1401 H, Juz 8, Hal. 46-47.