Istigfar artinya meminta ampunan Allah. Umumnya istigfar dilakukan ketika seorang hamba bertaubat kepada Allah. Dialah Allah Al-Ghafur Yang Maha Mengampuni hambanya yang berdosa apabila sang hamba bertaubat dan memohon ampunan-Nya.
Sejatinya, istigfar bukan hanya dilakukan ketika bertaubat saja. Istigfar harus terus dilakukan karena manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Jika kita merasa tidak berdosa secara lahiriyah karena tidak bermaksiat misalnya, tapi apakah kita tidak pernah su’uz zhan dan dengki? Atau mungkin juga hati kita sering lalai dari ingat kepada Allah? Atau bisa saja kita kurang bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada kita?
Selain memperoleh ampunan, ternyata istigfar juga mempunyai manfaat yang sangat besar bagi seorang hamba. Simak Q.S. Nuh: 10-12 berikut:
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا ﴿١٢﴾
(10). maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun,
(11). niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
(12). dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Beberapa ayat di atas menceritakan sebagian kisah Nabi Nuh AS yang berdakwah kepada kaumnya. Nabi Nuh AS sangat sabar, beliau berdakwah dan medoakan kaumnya siang malam selama 950 tahun.[1]
Allah memberikan peringatan kepada kaum Nuh AS agar beriman kepada apa yang disampaikan oleh Nuh AS. Allah memberikan kepada mereka dengan kemarau panjang selama 40 tahun. Bukan hanya kemarau, Allah juga menjadikan istri-istri kaum Nuh AS mandul selama 40 tahun. Akibat kemarau sangat panjang tersebut, perekonomian dan pertanian mereka hancur. Dengan sebab inilah mereka meminta tolong kepada Nabi Nuh untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Mendengar keluh kesah mereka, Nabi Nuh memperingatkan mereka agar beriman dam memohon ampunan Allah. Dengan taubat mereka, nisacaya Allah akan menurunkan hujan deras dan kembali memperbanyak harta mereka, anak-anak mereka dan kembali menyurburkan kebun dan sawah-sawah mereka.[2] [3]
Jika kita telaah, penyebab kemarau, kerapuhan ekonomi dan minimnya angka kelahiran bisa disebabkan karena dosa manusia. Jika manusia menyadari kesalahannya dan beristigfar kepada Allah, nisacaya Allah akan mengampuni dosa mereka. Dengan diampuninya dosa, niscaya keberkahan akan kembali Allah berikan kepada para hamba-Nya.
Simak juga hadis Rasulullah berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Dari Ibnu Abbas bahwa ia bercerita kepadanya, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang senantiasa beristigfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud dan Ibn Majah).
Orang yang senantiasa beristigfar menandakan dirinya lemah di hadapan Allah. Orang yang membiasakan istigfar menunjukan bahwa dirinya dekat dengan Allah dan siap menerima qadha’ dan qadar dari Allah SWT.
Ayo, tunggu apalagi? Mari kita perbanyak istigfar agar Allah mengampuni dosa kita, memberi kita berkah dan memberikan solusi di setiap masalah yang kita hadapi.
Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash
[1] Lihat Tafsir Ibn Katsir,Dar Ibn Hazm, Beirut: 1420 H, Hal. 1922.
[2] Lihat Tafsir Al-Qurthubi, Muassasah Ar-Risalah, Beirut: 1427 H, Juz 11, Hal. 254
[3] Lihat juga Ma’alim At-Tanzil Lil Imam Al-Baghawi, dar Thayba, Riyadh: 1412 H, Juz 8 Hal. 230
[2] Lihat Tafsir Al-Qurthubi, Muassasah Ar-Risalah, Beirut: 1427 H, Juz 11, Hal. 254
[3] Lihat juga Ma’alim At-Tanzil Lil Imam Al-Baghawi, dar Thayba, Riyadh: 1412 H, Juz 8 Hal. 230