Mempelajari Hikmah Haji Dan Umrah Dalam Kehidupan
Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang memerlukan biaya dan fisik. Ibadah haji diwajibkan bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya. Jika kita mau mengkaji ibadah ini dari segi hikmah, kita akan banyak menemukanya, diantaranya:
1. Persiapan maksimal.
Karena memerlukan harta yang tidak sedikit, orang yang berkeinginan untuk haji tentu harus mempersiapkannya. Ada yang menabung sedikit demi sedikit selama beberapa tahun dan ada pula yang tidak perlu menabung namun harus mengalokasikan dana yang dimilikinya khusus untuk haji.
Dari menabung untuk haji inilah kita bisa memahami bahwa menabung uang hanya untuk kepentingan dunia seperti ingin memiliki rumah, mobil atau barang mahal lainnya. Menabung untuk ibadah haji tentu merupakan tabungan berkah yang sangat tingi nilainya di sisi Allah SWT.
2. Ibadah haji juga merupakan ibadah ruhiyah.
Ibadah haji bukanlah jalan-jalan atau tamasya yang hanya bersifat hiburan. Walaupun sama-sama ke luar negeri, haji merupakan perjalanan ibadah untuk meningkatkan iman dan ruhiyah. Walaupun biaya perjalanan tidak murah, ibadah ini tetap dilakukan, Berbeda jauh dengan orang yang rela keliling ke luar negeri dengan biaya yang lebih mahal dari haji.
3. Haji adalah menanggalkan jabatan dan strata sosial.
Lihatlah para jamaah haji yang rela berdesakan satu sama lain ketika wukuf, tawaf, sa’i, melempar jumrah dan rangkaian ibadah lainnya. Di saat itulah mereka semua sama di mata Allah. Mereka semua tunduk di hadapan Allah dengan segala kerendahan jiwa. Yang presiden, yang jendral, yang miliarder, pedagang keliling, yang kiai, yang awam semuanya tidak ada beda.
Jamaah laki-laki semua memakai pakaian ihram dan tidak boleh memakai seragam identitas!. Yang setiap hari memakai seragam dengan bintang yang mentereng, harus berganti pakaian ihram. Begitu juga dengan para direktur yang biasa berdasi dan berjas perlente juga harus berganti pakaian ihram. Semua sama! Tidak ada yang istimewa saat mereka semua dikumpulkan dipadang arafah.
4. Totalitas ibadah.
Walaupun memakai wewangian dan berhubungan suami istri adalah perkara mubah dan halal, namun menjadi haram saat ihram. Hal ini menandakan bahwa haji dan umrah harus total beribadah. Jamaah harus meninggalkan syahwat keduniaan ketika memenuhi panggilan Allah. Saat ihram, yang ada dalam benaknya hanya Allah dan Allah saja. Orang yang sedang berihram seakan-akan tidak memiliki kekasih kecuali hanya Allah saja.
Hikmah-hikmah di atas tentu hanya sebagian saja yang kami sampaikan melalui tulisan ini. Tentunya masih banyak hikmah-hikmah mendalam lainnya jika kita kaji.
Beruntunglah mereka yang Allah beri kemampuan untuk melaksanakan ibadah yang sangat indah dan mengharukan ini. Dan semoga para jamaah memperoleh haji mabrur dan mendapatkan pahala surga, sebagaimana hadis berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Umrah demi ‘umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”. (HR. Bukhari).
Oh iya, haji mabrur itu apa ya? Para ulama banyak memaknainya, diantaranya:
1. Haji yang tidak ada sedikitpun bercampur kemaksiatan. Diantaranya adalah ongkos hajinya berasal dari uang halal, bukan uang hasil maksiat.
2. Haji yang diterima oleh Allah. Maksudnya adalah haji yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, ketaatan dan sempurna rukun-rukunnya.
3. Haji yang menjadikan orang semakin baik amalnya setelah pulang kembali ke negerinya masing-masing. Setelah haji ketaatannya kepada Allah semakin meningkat. Bukan hanya semakin rajin ke masjid, tapi juga semakin baik akhlaknya kepada siapa saja. Bukan Pak Haji yang sombong, arogan dan pelit sama orang susah!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik