Dalam Islam, kedua orang tua sangat tinggi kedudukannya. Ada beberapa ayat Al-Qur’an dan Al-Hadis yang menjelaskan hal tersebut. Tulisan ini sepertinya tidak lagi perlu mengulas ayat-ayat dan hadis-hadis tersebut karena memang sudah sangat populer dan sering disampaikan di masa sekolah kita dulu.
Tulisan ini hanya sekedar mengingatkan bahwa orang tua tetap mulia dan membawa berkah selamanya. Ada kisah menarik yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an Surat Yusuf, khususnya ayat 97-98 sebagai berikut:
قَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَا ٱسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَآ إِنَّا كُنَّا خَٰطِـِٔينَ ﴿٩٧﴾ قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّىٓ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ﴿٩٨﴾
(97). “Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).”
(98). “Dia (Yakub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Tafsir singkat:
Setelah seluruh keluarga Nabi Ya’qub AS mengetahui bahwa mereka selama ini tertipu oleh pengakuan anak-anak beliau, mereka meminta maaf kepadanya atas segala kesalahan yang mereka lakukan. Selain meminta maaf, mereka juga meminta sang ayah agar memohon ampunan kepada Allah untuk mereka. Ayat ini mengajarkan agar kita meminta maaf kepada orang lain jika berbuat salah. Selain meminta maaf, pelaku juga harus bertaubat dan memohon agar orang yang memaafkan juga bersedia memohon ampunan kepada Allah untuk dirinya. Dengan demikian, terlihat kesungguhan dari pelaku untuk benar-benar meminta maaf dan bertaubat. (Q.S. Yusuf : 97)
سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّىٓ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
“Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku, Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
“Saufa” artinya “akan” menunjukkan bahwa suatu pekerjaan tidak dilakukan saat itu juga ketika diminta. Artinya Nabi Ya’qub memohon istigfar kepada Allah tidak dihadapan anak-anak beliau. Para ulama berbeda pendapat kapan Nabi Ya’qub berdoa. Sebagian ulama berpendapat bahwa pekerjaan itu dilakukan pada saat tengah malam (salat malam) ada yang mengatakan malam hari sampai waktu sahur, dan ada pula yang mengatakan berdoa di malam Jumat. Wallahu A’lam.
Nabi Ya’qub menambahkan perkataan beliau bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Selain mengampuni, Allah menutupi dosa-dosa orang yang bertaubat dengan kasih sayang-Nya. Melalui perkataan ini kita memahami bahwa taubat itu harus diikuti dengan keyakinan bahwa Allah mengampuni dan menyayangi mereka yang bertaubat. Perkataan ini juga menunjukkan bahwa beliau memaafkan anak-anak beliau dengan tulus. Jika Allah saja mengampuni dan menyayangi, terlebih beliau yang merupakan manusia biasa dan seorang ayah bagi mereka.
Beberapa hikmah yang bisa kita petik:
- Sehebat dan sepintar apapun seorang anak, hendaklah dia meminta orang tuanya agar terus mendoakannya. Walaupun sudah menjadi ulama besar, anak tetaplah anak! Mintalah orang tua agar mendoakan sang anak agar dijaga oleh Allah, istiqamah dalam berdakwah dan dilindungi dari fitnah manusia.
- Orang yang paling tulus hatinya adalah orang tua kita. Kesuksesan seorang anak sudah pasti ada andil orang tua, terutama dalam mendidik dan mendoakan anak.
- Jika orang tua sangat tulus doanya, maka sang anak juga harus mendoakan orang tuanya, terutama jika orang tua sudah meninggal. Dalam satu hari, minimal sang anak mendoakan orang tuanya 5 (lima) kali selepas mendirikan salat wajib. Rabbighfir Lii Wa Liwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayaanii Shaghiira.