Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pak Ustaz yang terhormat, izinkan saya bertanya mengenai salat.
Ketika sedang salat wajib, terkadang ada tamu atau ada anggota keluarga kita yang memanggil atau mencari kita. Jika sedang salat jahar (maghrib, isya atau subuh yang disunnahkan mengeraskan suara) mungkin mudah diketahui. Pertanyaan saya bagaimana cara kita memberi kode kepada orang bahwa kita sedang salat sir (Zuhur atau Ashar)?
Terima kasih, Pak Ustaz!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam wr. wb.
Berikut tata cara yang dapat dilakukan, baik untuk salat yang dilakukan secara sir maupun jahar :
Jika yang melakukan salat adalah laki-laki maka cara memberitahukan orang lain bahwa dia sedang salat adalah dengan bertasbih (membaca subhanallah). Cara semacam ini juga berlaku untuk mengingatkan imam yang keliru gerakan. Adapun jika yang melakukan salat adalah wanita, maka caranya adalah dengan menepukkan telapak tangan kiri bagian luar dengan telapak tangan kanan bagian dalam. Keterangan tersebut dapat kita akses melalui kitab At-Tahdzib Fi Adillat Matn Al-Ghayah Wa At-Taqrib karya Syaikh Musthafa Dib Al-Bugha sebagai berikut:[1]
أى إذا حصل لإمامه أوغيره شئ و أراد أن ينبهه, قال: سبحان الله, لما رواه البخارى و مسلم عن سهل بن سعد ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: مَنْ رَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ وَإِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ. (التصفيق هنا ضرب ظاهر الكف اليسرى بباطن الكف اليمنى. رابه: شك فى أمر يحتاج الى تنبيه. و لفظ مسلم (نابه) أى أصابه شئ يحتاج فيه إلى إعلام).
“Apabila terjadi sesuatu pada imamnya atau yang lainnya dan ia bermaksud mengingatkan, hendaklah (laki-laki) membaca (dengan suara yang terdengar). Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: (Barangsiapa menjadi makmum) lalu merasa ada kekeliruan dalam salat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan untuk wanita.” (Yang dimaksud tashfiq adalah dengan cara menepukkan telapak tangan kiri bagian luar dengan telapak tangan kanan bagian dalam.) Adapaun yang dimaksud kata رابه dalam hadis tersebut adalah terjadi keraguan dan bermaksud mengingatkan. Sedangkan redaksi pada hadis Muslim menggunakan kata نابه yang artinya adalah jika merasakan sesuatu dan bermaksud memberi tahu.”
Namun ketika bertasbih atau tashfiq, ada satu hal lagi yang harus sangat diperhatikan, yaitu harus berniat zikir dan memberi tahu. Jika hanya berniat memberi tahu saja tanpa ada niat berzikir, maka salat tersebut menjadi batal. Keterangan ini dapat kita akses melalui kitab Fath Al-Qarib karya Syaikh Muhammad Ibn Qasim Al-Ghazzi sebagai berikut:
وإذا نابه) أي أصابه (شيء في الصلاة سبح) فيقول: سبحان الله بقصد الذكر فقط أو مع الإعلام أو أطلق، لم تبطل صلاته أو الإعلام فقط بطلت.
“Ketika seorang lelaki terkena/mengalami sesuatu di dalam salat, maka ia membaca tasbih. Sehingga ia mengucapkan “subhanallah” dengan tujuan berdzikir saja, atau bersamaan tujuan memberitahu atau dimutlakan tanpa tujuan apa-apa, maka salatnya tidak batal. Atau bertujuan memberitahu saja, maka salatnya batal.”
Demikian.
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa
[1] Syaikh Musthafa Dib Al-Bugha, At-Tahdzib Fi Adillat Matn Al-Ghayah Wa At-Taqrib, hal. 65, Dar Ibn Katsir, Beirut: 1409 H.
Foto : Unsplash