PADANG – Masyarakat Tubeket Mentawai, Sumatera Barat menggugat Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) menyangkut keberadaan Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) dalam Program Bina Sahabat Pedalaman di Dusun tersebut.
“Selama program yang digagas pihak Dompet Dhuafa tersebut sangat membantu kami warga dusun Tubeket baik secara spiritual/pembinaan agama, pemberdayaan Ekonomi, pembangunan dan perubahan perilaku masyarakat. Oleh karena itu kami sangat memohon kepada bapak pihak Dompet Dhuafa supaya dilanjutkan satu tahun lagi oleh Ustadz Muhammad Hasan Tutupoho,” tulis mereka.
Surat Gugatan
Layangan surat gugatan yang datang dari warga tubeket sontak membuat haru corps Da’i Dompet Dhuafa (Cordofa) dan Dompet Dhuafa Singgalang.
Pasalnya, Program Bina Sahabat Pedalaman yang memasuki babak closing program ternyata sangat disayangkan masyarakat setempat.
“Program ini merupakan program berkala Cordofa, untuk daerah Sumatera Barat, program ini berlangsung di Dusun Tubeket-Desa Makolok, Pagai Selatan, Kep. Mentawai semenjak September 2015 lalu,” tutur Ust. Hasan yang diutus menjadi penanggung jawab program, saat mengunjungi kantor layanan Dompet Dhuafa Singgalang pada Kamis (28/12/2016).
Dusun Tubeket dapat dicapai setelah menempuh waktu selama 12-15 jam mengarungi Samudera Hindia. Kondisi geografis daerahnya masih pekat dengan adat budayanya dari suku asli pedalaman. Sistem kepercayaan Mentawai yang didominasi paham animisme, masih membayang-bayangi islam di Tubeket. Kedatangan Ust. Hasan merubah segalanya, tak hanya dibina secara spiritual, namun juga pembekalan dalam berwirausaha, ekonomi dan pendidikan, hingga pembenahan tatanan dusun serta sumber daya lokal.
Di paragraf terakhir surat, masyarakat juga mengungkapkan bahwa banyak program yang sama dari lembaga berbeda yang turut hadir di Tubeket, namun masyarakat merasa tidak puas, dan menggugat Dompet Dhuafa agar melanjutkan perpanjangan program di Tubeket. (nisa)