CARITA—Masjid Al-Khusaeni Carita, di Kampung Pagedongan, Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Menyimpan sejarah menarik, yang cukup relevan dengan situasi tahun ini.
Masjid tersebut didirikan oleh Syeikh Al-Khusaeni pada tahun 1889 dan selesai pada 1895. Pasalnya pada tahun 1883 Indonesia dirundung kesedihan lantaran Gunung Merapi meletus. Lalu Syaikh Al Khusaeni yang waktu itu berada di Makkah, untuk mempelajari ilmu agama bersama gurunya Syaikh Nawawi, segera pulang ke tanah air untuk membangun masjid yang nantinya akan dinamai oleh dirinya berkat jasa-jasanya terhadap masyarakat sekitar.
Masjid tersebut dibangun untuk menyembuhkan aspek-aspek spiritual masyarakat yang pada waktu tersebut sedang dalam masa krisis. Begitu juga merupakan simbolisasi lembaran baru masyarakat terdampak letusan Merapi. Ternyata selain tempat ibadah dan juga cagar budaya, masjid tersebut menyimpan sejarah kemanusiaan. Maka untuk menjaga semangat kemanusiaan tersebut, sudah menjadi kebiasaan untuk mengadakan Tabligh Akbar dan Doa Akhir Tahun di masjid tersebut.
“Dzikir bersama sebenarnya agenda tahunan di masjid ini, dan kita juga terbuka untuk siapa pun yang ingin bekerja sama membantu warga. Lalu datanglah Dompet Dhuafa untuk bersama-sama melaksanakan tabligh akbar tahun ini. Mengingat bencana yang belum lama terjadi di sekitaran Selat Sunda,” jelas Ustadz Abdurrahman, selaku Ketua DKM Masjid Al-Khusaeni.
Sebelum diadakannya dzikir akbar, masjid Al-Khusaeni juga sempat digunakan untuk pos pengungsi yang diisi oleh 500 pengunjung. Masyarakat jauh lebih aman di masjid tersebut mengingat kokohnya bangunan dan sejarah yang menyertainya. Lewat gelaran tersebut, menambah pesona tersendiri masjid yang juga cagarbudaya Banten.
Sumber: Dompet Dhuafa
Baca Juga: Masjid Cordofa Al-Quds Adakan Maulid Nabi