Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.”
Mengapa Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita agar kita menjaga masa muda kita, karena masa muda ini sangat sebentar dan sangat cepat sekali pergi, kalau sudah pergi masa muda tak akan pernah kembali lagi
Ada pepatah yang mengatakan
Kelapa muda kupas – kupasin
Kelapa tua buang batoknya
Selagi muda puas – puasin
Sudah tua tinggal bongkoknya
Masa muda adalah harapan bangsa, penerus cita-cita bangsa, maju mundurnya suatu bangsa pada masa yang akan datang adalah terletak ditangan para pemuda kita.
Kalau kita melihat sejarah Islam terdahulu generasi muda Islam sangat luar biasa, di mana Islam selalu mampu melahirkan generasi-generasi hebat dambaan umat, yang walau di usia belia telah mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah, mengharumkan nama Islam, dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman, menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan Islam, sehingga kita saat ini tetap mampu mereguk manisnya iman dan damainya Islam.
Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Alquran di usia 7 tahun, serta Ibnu Sina yang telah hafal Alquran di usia 5 tahun bahkan kemudian mampu menjadi bapak kedokteran dunia.
Tentu kita tidak akan lupa kisah heroik Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel yang mampu menjadi sultan di usia muda. Juga, kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani berjihad di usianya yang baru 13 tahun. Kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu di usia 21 tahun. Itulah generasi muda militan Islam terdahulu yang gaungnya masih terdengar sampai saat ini.
Mereka itulah para pemuda – pemuda kebanggaan Islam, yang sudah “terbangun ” disaat usia mereka masih sangat muda. Memiliki semangat yang sangat tinggi untuk meraih cita-cita mereka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini, semangat dalam menuntut ilmu, melatih diri dengan berbagai macam keterampilan, shalat lima waktu tidak pernah ditinggalkan, membaca Alquran sebagai hiburan, tasbih ditangan sebagai teman. Namun sangat disayangkan, pemuda- pemuda seperti mereka sudah sangat langka dizaman sekarang ini.
Pemuda saat ini lebih senang nongkrong di tempat – tempat hiburan yang tidak gratis ketimbang duduk dimasjid belajar mengaji atau mendengarkan kajian, mereka lebih senang memegang Hand phone memainkan game ketimbang Membaca Al Qur’an, bergaul dengan lawan jenis tanpa ada batasan, lupa akan tujuan hidup didunia yang fana ini, tak terasa usia semakin hari semakin bertambah, masa muda akan segera berakhir, namun banyak yang belum dilakukan, pada saat itulah seorang pemuda akan tersadar telah menyia- nyiakan masa muda yang sangat berharga itu, namun semua sudah berlalu, yang tertinggal hanya penyesalan.
Atas kesadaran inilah Masjid Al Majid Dompet Dhuafa merasa perlu untuk merangkul para pemuda mengarahkan mereka dan memberdayakan mereka dengan berbagai macam program – program agar kelak mereka menjadi generasi penerus yang dapat dibanggakan. Diantara program- program yang sudah berjalan adalah :
1. Kajian fiqih dan akhlaq setiap hari Jumat pukul 19.30- 21.30 WIB
2. Halaqoh Al Qur’an setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu pukul 19.30- 21.30 WIB
3. Pembentukan Ikatan Remaja Masjid Al Majid ( IKRAMA )
Alhamdulilah pada tanggal 28 Mei 2021 telah di bentuk kepengurusan Ikatan Remaja Masjid Al Majid ( IKRAMA ) sebagai berikut : ketua : Adira Nurwahid.
Wk.Ketua : Putri
Sekretaris : Richard alHakim
Wk. Sekretaris : Yusyanis Haniy Pratiwi
Bendahara : Risma Dwi Handayani
Divisi informasi dan Dokumentasi: Marsha Zalisia
Divisi ibadah: Siti Solehah
Divisi kebersihan dan keamanan: Handoko
Divisi konsumsi: Evi Yanti
Divisi sosial: Martinah
Divisi ekonomi: Adelia
Divisi olahraga: Agung Rajani
Mudah-mudahan dengan terbentuknya pengurus IKRAMA ini, bisa menumbuhkan motivasi dan semangat anak-anak muda kita untuk terus melatih diri dan memperbaiki diri agar kelak menjadi generasi yang membanggakan .
oleh : Muammar Khairullah, MA
Ketua DKM dan Imam Masjid Al Majid Dompet Dhuafa