Kabar Terbaru

Liburan Sekolah VS Disiplin

Liburan sekolah tentu merupakan hal yang menyenangkan bagi semua orang. Bukan hanya murid sekolah atau santri pondok pesantren, para guru dan orang tua juga senang tentunya.

Guru senang karena bisa beristirahat sejenak dari rutinitas mengajar yang terkadang ada jenuhnya juga terutama ketika menghadapi murid-murid indisipliner dan selalu membuat kegaduhan dalam kelas. Begitu juga dengan asatiz pondok, liburan tentu memberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk kumpul dengan keluarga di rumah. Tak ketinggalan dengan orang tua siswa terutama wali santri. Liburan merupakan saat yang menyenangkan karena bisa berkumpul lagi sementara waktu dengan anak yang setiap harinya terpisah karena belajar di pesantren.

Di musim liburan sekolah yang cukup panjang ini, lagu “Libur Telah Tiba” ciptaan AT. Mahmud mungkin sangat indah terdengar, hehe.

Liburan memang menyenangkan, tetapi yang perlu diingat adalah jangan sampai liburan anak kita terlena. Liburan jangan sampai merusak hal-hal baik yang sudah dibangun di sekolah atau di pesantren. Jangan sampai anak kita malas salat berjamaah di masjid atau musalla atau malas murajaah (mengulang) hafalan Al-Qur’an di rumah.

Jika di pesantren, anak-anak kita sigap dengan kewajibannya. Salat berjamaah mungkin tidak perlu diperintah. Murajaah hafalan Al-Qur’an atau review buku-buku pelajaran memang sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi hal itu terasa kurang ketika anak kita di rumah. Terkadang, hanya untuk berjamaah di masjd saja, harus ada “keributan kecil” dulu antara kita dengan anak.

Jika orang tua mengharapkan anaknya selama liburan tetap disiplin sebagaimana keseharian pondok, namun faktanya, tidak sedikit harapan itu sebatas harapan saja. Ya sehari atau dua hari biasanya sang anak masih disiplin, tapi hari ketiga, apa lagi H-1 masuk kembali ke pondok, sang anak semakin intens main HP atau menonton TV Kabel.

Lalu bagaimana caranya agar anak-anak kita tetap bisa menjalankan kebiasaan mereka selayaknya ketika berada di pondok pesantren? Berikut caranya:

  1. Buatlah peraturan yang disepakati bersama antara kita dengan anak-anak, misalnya selama libur di rumah, mereka tetaplah santri yang harus menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya. Mereka hanya memindahkan aktifitas tersebut di rumah selama liburan saja.
  2. Boleh menggunakan HP di waktu-waktu yang telah disepakati dan tentukan durasinya. Ini poin yang sangat penting. Jika kita tidak tegas pada poin ini, anak-anak akan terlena dan mengabaikan tugas penting lain yang harus dikerjakan.
  3. Sekalipun boleh menggunakan HP, laptop atau TV, anak kita hanya boleh mengakses game yang patut dan tidak mengandung pornografi.
  4. Setiap peraturan harus memuat sanksi bagi pelanggarnya. Jangan segan-segan untuk menjalankan poin ini. Sekali saja orang tua lembek, habis cerita!
  5. Manfaatkan waktu berkumpul dengan anak-anak tanpa HP. Misalnya ketika makan bersama, bercengkrama dan lain-lain.
  6. Berikan hadiah jika mereka konsisten dengan peraturan yang telah disepakati bersama.

Selamat berlibur dan tetap istikamah!

Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *