Pada umumnya Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri dilaksanakan setelah sebulan penuh berpuasa pada Bulan Suci Ramadan dengan renggang waktu tidak terlalu lama. Ketika masa Lebaran, masyarakat Betawi senantiasa saling meminta maaf sembari berjabat tangan, dan berduyun-duyun mendatangi orang yang lebih tua (orang tua) sebagai penghormatan bakti, serta menyuguhkan makanan khas berupa dodol, tape uli, geplak, rengginang, akar kelapa, kue, dan lain sebagainya. Namun bagi warga Kampung Sawah, Lebaran bisa berlangsung selama sebulan. Dalam perayaannya, warga Kampung Sawah memadukan kegiatan Budaya Betawi, Kuliner, dan Religi. Hal ini menjadi suatu acara untuk mempererat kekeluargaan (ukhuwah) yang bernuansa Islami dan tidak meninggalkan Kebudayaan Betawi.
Tahun ini Komunitas Orang Bekasi (KOASI) menghadirkan kembali nuansa Lebaran sebagai media silaturahmi warga Kampung Sawah dan merangkul erat Budaya-Sosial. Acara ini bertajuk “Lebaran Betawi Kampung Sawah”. Diselenggarakan pada Sabtu (6/08), di Lapang Masjid Al-Jauhar Yasfi, Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi. Turut menghadirkan Wakil Walikota Bekasi, Camat Pondok Melati, dan Lurah Jatimurni, Jatiwarna, serta Jatimurni.
Lebaran Betawi mempersembahkan berbagai pertunjukan khas adat, seperti Palang Pintu, Sungkeman, Tarian Topeng Blantek, Gambang Kromong, Ondel-ondel dan Wayang Kulit. Acara ini juga dimeriahkan dengan adanya Festival Kuliner Betawi, Pameran Foto Jadul, Ngaduk Dodol dan Peluncuran Buku “SI ILOK”.
“Berharap dengan kegiatan ini, generasi muda mengenal dan melestarikan budaya dan adat istiadat Betawi terutama di Kampung Sawah.” Tutur Sarin Samadi selaku penulis buku SI ILOK, sebuah buku yang bercerita tentang keceriaan di Pondok Melati dan kronik unik kehidupan Betawi tempo dulu.
Lebaran Betawi ini terselenggara atas dukungan berbagai pihak, yaitu Dompet Dhuafa, Yayasan Ukhuwah, Yayasan Pendidikan Fisabilillah, BKMKB, Dimar Elektrik, dan BNI.