Kabar Terbaru

Langsung Shalat Setelah Mandi Wajib Tanpa Wudhu, Sahkah?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Maaf  pak Ustaz, saya ingin bertanya masalah orang yang langsung salat tanpa wudu setelah mandi wajib. Apakah salat tersebut sah? Setau saya, salat tidak sah jika tidak ada wudu’.

Demikian pak Ustaz. Terima kasih atas pencerahannya.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Mandi wajib adalah mandi yang khusus diniatkan untuk menghilangkan hadas besar. Sedangkan wudu bertujuan untuk menghilangkan hadas kecil.

Menurut jumhur ulama, hadas kecil sudah hilang dengan mandi wajib. Artinya, mandi wajib sudah mencakup wudu. Dengan begitu, orang yang salat setelah mandi wajib tanpa berwudu dulu hukumnya sah. Jumhur ulama berdalil dengan hadis berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ وَيُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ وَصَلَاةَ الْغَدَاةِ وَلَا أَرَاهُ يُحْدِثُ وُضُوءًا بَعْدَ الْغُسْلِ

“Dari Aisyah RA dia berkata: Rasulullah SAW biasa mandi, lalu mengerjakan salat (Sunah Qabliyah subuh) dua rakaat dan salat subuh. Dan saya tidak melihat beliau memperbaharui wudu setelah beliau mandi.” (HR. Abu Daud). Hadis dengan makna semisal juga diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad.

Al-Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhaddzab juga mentahqiq pendapat shahih sebagaimana dalam kitab Al-Um bahwa sah salat bagi orang yang mandi wajib tanpa wudu lagi, berikut ibaratnya:[1]

الحال الثانى: ان يحدث ثم يجنب  كما هو الغالب, ففيه الاوجه الاربعة التى ذكرها المصنف, الصحيح عند الاصحاب وهو المنصوص فى الأم انه يكفيه افاضة الماء على البدن بلا وضوء.

“Kondisi kedua: Orang yang berhadas kemudian junub sebagaimana yang umum terjadi maka dalam hal ini ada empat pendapat sebagaimana yang disebutkan oleh Mushannif. Pendapat yang shahih menurut ashab (jumhur ulama Syafi’iyah) sebagaimana terdapat dalam kitab Al-Um bahwa dia (orang yang berhadas kemudian junub) cukup dengan mengalirkan air ke seluruh badannya (mandi wajib) dan salat tanpa wudu.”

Demikian, semoga bermanfaat.

Wallahu A’lam

———

Foto : Unsplash

[1] An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzzab, Maktabah Al-Irsyad, Jeddah: 1980 M, Juz2, Hal. 224

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *