Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) melepas kembali Dai Ambassador ke 16 negara pada bulan Ramadhan tahun ini. Sebelumnya, Cordofa selaku garda terdepan pilar dakwah Dompet Dhuafa menggelar Training Dai Ambassador selama 6 hari terhitung sejak tanggal 29 April hingga 4 Mei 2019 di Zona Madina, Parung, Bogor. Training ini diikuti oleh seluruh Dai Ambassador Batch 7 yang berjumlah 27 dai dan 2 daiyah.
Training atau pelatihan dai ini dihelat dalam rangka mempersiapkan dai dan daiyah sebelum diberangkatkan ke negara tujuan. Agenda selama 6 hari diisi dengan kuliah dan diskusi dengan topik meliputi Dakwah Transformatif Dompet Dhuafa, Fiqh Ikhtilaf, Fiqh Minoritas, Effective Communication, dan lainnya.
Hal persiapan lain yang tidak kalah penting selain materi-materi di atas adalah membangun komunikasi yang baik dengan Kedubes RI selaku perwakilan pemerintah Republik Indonesia di masing-masing negara tujuan. Dai Ambassador bukan hanya duta dakwah Ziswaf, tapi juga duta Indonesia, sehingga membangun komunikasi yang baik dengan WNI, WNA dan Kedubes RI menjadi penting.
Pada Kamis (2/5) lalu, manajemen Cordofa beserta seluruh Dai Ambassador berkunjung ke Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Jakarta Pusat. Pada pertemuan ini, Cordofa dipimpin oleh Juperta Panji Utama selaku Manajer Social Development Dompet Dhuafa, sedangkan pihak Kemenlu diwakili oleh Fadhly Ahmad. Agenda pertemuan ini merupakan rangkaian dari Training Dai Ambassador dalam rangka menjaga komunikasi antara Dompet Dhuafa selaku NGO dan Kemenlu RI selaku pemangku kebijakan di sektor publik. Adapun tujuan yang kedua adalah kolaborasi dalam rangka memperkuat kontribusi dalam misi kemanusiaan. Sebab Cordofa percaya bahwa sebuah misi kebaikan akan lebih mudah tercapai jika dilaksanakan bersama.
“Kementerian Luar Negeri sangat mengapresiasi Dompet Dhuafa yang setiap tahun berperan dalam soft diplomacy atas nama Indonesia. Hal ini sejalan dengan spirit kami dalam multi track diplomacy untuk Perlindungan WNI & mempromosikan Indonesia di kancah dunia”, ujar Fadhly Ahmad mewakili Kemenlu RI.
“Peran KBRI sangat penting bagi kami, baik untuk ranah dakwah maupun dalam intervensi kemanusiaan di luar negeri,” tutur Juperta Panji Utama mewakili Dompet Dhuafa seraya memaparkan peran penting dai ambasador sebagai duta yang informatif, konsultatif, edukatif, advokatif sekaitan perkembangan Islam di Indonesia dan upaya pengelolaan ZISWAF untuk kemandirian umat.
Di akhir, Fadhly berpesan kepada para dai agar menjaga nama baik muslim Indonesia yang terkenal moderat, dan agar bisa bersaturahmi ke KBRI sebagai rumah besar kita semua di luar negeri. Pertemuan ditutup dengan foto bersama dan shalat zuhur berjamaah.